Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 17-09-2020
Di Jatim Justru PSBM Lebih Efektif!
H. Bambang Eka Wijaya
KALAU sebelumnya angka kasus baru di Jatim sempat tertinggi di Indonesia, belakangan turun dan melandai di kisaran 300 kasus baru per hari. Sedang Jakarta naik dengan angka harian 1.000 kasus baru. Sukses Jatim pada Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengklaim, Jatim sudah membuktikan efektivitas PSBM dalam menekan penyebaran Covid-19. Ia menyatakan itu usai meresmikan RSUD Srengat di Blitar, Sabtu. (detikcom, 13/9)
Khofifah berkisah, berbagai macam upaya agresif dilakukan oleh Pemprov Jatim dalam menekan penyebaran Covid-19. Utamanya terkait upaya 3T yakni testing, tracing, treatment maupun pembatasan sosial dan pengetatan protokol kesehatan.
Menurur dia, penanganan Cobid-19 ini sangat menarik. Karena, di setiap negara dan daerah terus belajar untuk menemukan format yang paling sesuai dan efektif di daerah masing-masing. Setiap daerah punya situasi sosial, kuktural, kepadatan penduduk, risiko penularan dan kapasitas kesehatan yang berbeda-beda.
"Alhamdulillah di Jatim intervensi Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) terbukti lebih efektif untuk menekan penyebaran virus Covid-19," ujar Khofifah.
Khofifah mencontohkan, PSBM atau juga disebut micro lockdown atau karantina lokal telah dilakukan di Magetan. Termasuk di area Pondok Pesantren Temboro.
PSBM dilakukan secara ketat dengan mengunci pintu keluar-masuk desa, diiringi testing masif dan karantina total selama 14 hari. Efektivitas PSBM terbukti karena sampai hari ini sudah tidak ada penyebaran kasus Covid-19 baru dari area tersebut.
Saat ini, lanjut Khofifah, PSBM di Jawa Timur juga telah dilakukan di beberapa zona merah baru akibat adanya klaster baru. Seperti di Lapas Porong, dan Pondok Pesantren Darussalam, Blok Agung, Banyuwangi.
Pemprov Jatim bersama Pemda setempat, TNI dan Polri melakukan PSBM di kawasan tersebut. Membatasi aktivitas mereka untuk keluar ke wilayah pemukiman dan menjamin kecukupan logistik mereka dengan menyuplai makanan setiap hari.
Menurut dia, PSBM lebih tepat untuk diterapkan mengingat Jatim telah memiliki kampung tangguh sebagai kesatuan kecil yang masyarakatnya siap untuk ditarik rem darurat jika muncul kasus Covid-19. Selama ini telah dilakukan PSBM di kampung tangguh yang kena kasus covid.
"Jatim saat ini telah memiliki 2.605 kampung tangguh. Ini salah satu modal sosial yang memungkinkan format PSBM dilakukan dengan skala terkecil yang lebih efektif," jelas Khofifah. ***
0 komentar:
Posting Komentar