Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Perlu Riset Lebih Mendalam Perkopian!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 12-09-2020
Perlu Riset Lebih Mendalam Perkopian!
H. Bambang Eka Wijaya

MENTERI Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia perlu riset perkopian yang lebih mendalam untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan pemasarannya. Dengan begitu kopi Indonesia bisa lebih dicintai pasar  global.
"Riset yang dilakukan bisa memengaruhi produktivitas dan kualitas kopi berdasarkan budidaya, penanaman, pengolahan pasca panen, proses produksi, dan peralatan yang dibutuhkan," tulis Bambang dalam rilis resmi di laman Ristekbrin.go.id (7/9).
Selain itu, lanjutnya, perlu diperhatikan penguasaan dalam hal memasarkan kopi, baik dalam mengembangkan produk untuk diminati pelanggan, menentukan target pasar, mengembangkan agro industri kopi, serta menerapkan sosial kemasyarakatan yang melibatkan beberapa institusi, salah satunya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Riset berupaya untuk memberikan sentuhan teknologi untuk petani yang menjalankan perkebunan rakyat atau diberikan kepada UMKM, dan penerapan teknologi tepat guna (TYG). Mereka membutuhkan alat yang terjangkau, kualitasnya bagus, mudah dipakai, dan sesuai untuk luas tanah yang dikelola, kata Bambang.
"Yang fokus dilakukan adalah penerapan TTG, untuk proses dan alat, program iptek yang sesuai dengan kemampuan daerah dan pendampingan UKM kopi," imbuhnya.
Arahan Memristek itu relevan bagi Lampung, provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia. Utamanya dukungan Menristek untuk riset pasar tujuan ekspor kopi Lampung, yang selama ini bisa dikata produsen kopi Lampung tak mengenal siapa dan apa maunya konsumen kopi Lampung di luar negeri.
Promosi produk kopi Lampung di luar negeri juga relatif kurang. Contohnya, jika kita keluar dari Stasiun KA Nagoya, Jepang, di deretan ruko yang kita lewati terlihat cafe Kopi Toraja!
Bahkan di outlet Starbucks, dalam kemasan Kopi Sumatera yang mereka pasarkan, isinya bukan kopi Robusta Lampung, melainkan kopi Arabika. Kalau dicicipi, rasanya mirip kopi Arabika Sidikalang, Sumatera Utara.
Keunggulan kopi Sidikalang didukung cara penyajiaannya di warung-warung kopi Sumatara Utara. Bubuk kopi dimasukkan dalam saringan kain, yang dipanaskan terus-menerus dalam teko di atas kompor.
Saat menyajikan yang dituangkan ke gelas kopi dari teko lewat saringan kain, isinya tinggal sari (minyak) kopinya, sedang ampas arang kopinya tinggal dalam saringan kain.
Jadi masih banyak riset, promosi dan cara penyajian yang perlu dikembangkan untuk meningkatkan marwah kopi Lampung. ***





0 komentar: