Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 20-09-2020
Plasebo, Harapan Palsu
Sugesti Menyembuhkan!
H. Bambang Eka Wijaya
DI dusun terpencil, warga membawa anaknya jika demam atau sakit perut ke seorang dukun tua. Sang dukun mengambil air putih segelas, lantas komat-kamit membaca mantra ke gelas air. Usai itu air diminumkan ke anak sedikit, sisanya disapukan di kepala atau perut si anak.
Biasanya, anak yang diobati dukun itu sembuh. Apakah itu berarti air putih yang dimantrai tadi jadi berkhasiat seperti paracetamol atau obat perut dari apotek, wallahu alam.
Dalam kedokteran obat seperti itu disebut plasebo, berasal dari bahasa Latin harapan palsu. Itu proses pengobatan yang dilakukan dengan memberi harapan (bahkan dengan obat palsu, lazimnya sejenis vitamin) yang mensugesti pasien hingga yakin dan bangkit semangatnya untuk sembuh. Keyakinan pasien untuk sembuh itulah obat plasebo yang ampuh menyembuhkan.
Namun, terakhir ini muncul kasus yang mengisyaratkan plasebo tidak ampuh terhadap virus, dalam hal ini sejenis Covid-19. Pasalnya, seorang relawan uji klinis Fase 3 vaksin Covid-19 buatan Sinovac di Bandung, terpapar Covid-19. Relawan tersebut sudah mendapat dua kali suntikan vaksin.
Kemungkinannya, suntikan kepada relawan itu sebenarnya bukan vaksin, tapi plasebo. Namun relawan itu tidak tahu suntikan yang diberikan padanya. Untuk uji klinis, bersama vaksin yang dikirim Sinovac terdapat plasebo.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin Covid-19 dari FK Unpad, Prof. Kusnadi Rusmil dalam rilisnya (Kompas.com, 10/9/2020) menyatakan, "Relawan tersebut setelah mendapatkan suntikan (tidak diketahui vaksin atau plasebo) pertama, bepergian keluar kota."
Pada kunjungan suntikan kedua, lanjut Kusnadi, relawan secara klinis dinyatakan sehat dan diberikan suntikan kedua.
Keesokan harinya, relawan menjalani program pemeriksaan swab nasofaring dari Dinas Kesehatan karena ada riwayat ke luar kota.
Petugas melakukan pengambilan bahan dari apus hidung dan kemudian dikirimkan ke laboratorium BSL2 dengan hasil positif. Hasil ini disampaikan kepada yang bersangkutan.
Orang tersebut kini menjalani isolasi mandiri yang dipantau secara ketat setiap hari. Selama 9 hari pemantauan, kondisi relawan dalam keadaan baik.
"Jadi hasil pemeriksaan apus hidung positif bukan berasal dari tim penelitian, tapi hasil dari program pemeriksaan swab nasofaring oleh pemerintah," ujar Kusnadi.
Dengan preseden yang mengisyaratkan kemungkinan plasebo tidak ampuh melawan virus Covid-19, tersirat pesan jangan bawa pasien Covis-19 berobat ke dukun. ***
0 komentar:
Posting Komentar