Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hindari PSBB, Jokowi Anjurkan PSBL!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 18-09-2020
Hindari PSBB, Jokowi Anjurkan PSBL!
H. Bambang Eka Wijaya

SETELAH Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan kembali di Jakarta tak disambut positif para menteri, Presiden Jokowi mengingatkan para kepala daerah untuk menghindari PSBB dan menganjurkan Pembatasan Sosial Berskala Lokal (PSBL).
PSBB diterapkan di Jakarta mulai 10 April 2020 berdasar keputusan menteri kesehatan. Pada 5 Juni 2020 diubah menjadi PSBB Transisi, sesuai arahan pemerintah pusat untuk melakukan New Normal. Lalu, akibat sepanjang awal September angka kasus baru harian Covid-19 di atas 1.000 kasus, mulai 14 September 2020 dikembalikan ke PSBB total.
Tingkat penularan yang melampaui 1.000 kasus baru per hari di Jakarta itu, jauh dari saat PSBB berlaku 10 April 2020, kasus baru bertambah 178 orang. Peningkatan signifikan terjadi selama PSBB Transisi yang mengikuti New Normal arahan pusat.
Presiden Jokowi menanggapi pemberlakuan kembali PSBB di Jakarta dalam rapat terbatas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Ia mengeritik kepala daerah yang langsung menutup sejumlah aktivitas perekoomian dengan PSBB.
Lewat YouTube Sekretariat Presiden, dalam rapat terbatas di Istana Senin (14/9) itu Jokowi meminta kepala daerah tak serta merta memberlakukan PSBB total. Ia menganjurkan kepala daerah mengutamakan pembatasan sosial berskala lokal atau mikro.
"Strategi intervensi berskala lokal penting sekali untuk dilakukan, baik itu manajemen intervensi di skala lokal dan komunitas sehingga jangan buru-buru menutup sebuah wilayah, menutup sebuah kota, kabupaten," ujar Jokowi.
Ia menginginkan kepala daerah memperhatikan penyebaran Covid-19 dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, kota, kabupaten, hingga provinsi.
Ia yakin dengan keputusan berjenjang itu akan  menghasilkan keputusan yang tepat. Alhasil, aktivitas perekonomian di tempat yang tidak berzona merah tetap berjalan sehingga masyarakat tetap bisa mendapat penghasilan.
Ia meyakini strategi pembatasan sosial berskala lokal lebih efektif ketimbang PSBB yang menutup keseluruhan wilayah.
"Tidak semua berada di posisi merah sehingga penanganannya jangan digeneralisir. Di satu kota juga tidak semua kecamatan, desa merah semua. Ada yang hijau, ada yang kuning, strategi beda-beda, strategi intervensi berskala lokal penting sekali untuk dilakukan," ujarnya. (Kompas.com, 15/9)
Covid-19 ternyata mendidik bangsa untuk bersabar mencari solusi yang tepat. Setelah New Normal yang dianjurkan gagal, kini mencoba PSBL. Semoga berhasil. ***







 

0 komentar: