Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pemulihan Ekonomi Butuh Waktu Lama!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 22-09-2020
Pemulihan Ekonomi Butuh Waktu Lama!
H. Bambang Eka Wijaya

MENTERI Keuangan Sri Mulyani mengaku ragu keberadaan vaksin bisa serta merta langsung memulihkan kondisi sosial dan ekonomi yang terpukul pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi RI masih terlalu rapuh dan masih terlalu awal untuk melihat pemulihan dalam waktu dekat.
"Karena Covid-19 masih di sini bersama kita. Meskipun banyak harapan dan diskusi mengenai vaksin," ujar Sri Mulyani. Indonesia membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pemulihan baik itu dari sisi kesehatan maupun ekonomi, imbuhnya.
Ia menilai, meski kontraksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020 Indonesia tak terlalu dalam dibanding negara lain, bukan berarti kondisi Indonesia lebih baik.
Menurut Sri Mulyani, Indonesia harus tetap waspada, terutama dengan kondisi perusahaan-perusahaan di dalam negeri yang kian melemah.
"Ini tentu saja berdampak pada sistem keuangan dan perbankan. Ini era di mana pemerintah dan KSSK harus terus memonitor dan berdiskusi untuk mendesain kebijakan yang diperlukan," ujar Sri. (Kompas.com, 16/9)
Kalau Sri mulyani mengkhawatirkan kalangan perusahaan (besar) yang melemah, kondisi UMKM justru lebih mencemaskan. Sesuai hasil survei Bank Pembangunan Asia (ADB) yang dilakukan April-Mei 2020, 61,1% UMKM di Indonesia mengurangi pekerja pada Maret 2020, berlanjut April 59,8% lagi UMKM mengurangi pekerja.
Bahkan 40-70 persen UMKM menutup sementara bisnis mereka akibat berbagai faktor, termasuk kebijakan pembatasan wilayah di masa pandemi. (Kompas, 17/9) Kondisi itu berlarut, hingga pemerintah meluncurkan Banpres Produktif Rp2,4 juta untuk per unit UMKM.
Menurut Ketua Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional (Satgas PEN) Budi Gunadi Sadikin, penyaluran Banpres Produktif dalam sebulan sudah mencapai Rp13 triliun, sejak diluncurkan 24 Agustus 2020. Sampai akhir September diperkirakan Budi tersalur Rp22 triliun, dari target 100 triliun sampai akhir tahun. (Tirto.id, 16/9)
Sementara Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, sebanyak 5.591.204 pelaku usaha telah menerima BLT Banpres UMKM tersebut. (Kompas.com, 16/9)
Banpres Produktif Rp2,4 juta itu tentu amat mambantu bagi pelaku usaha yang sudah menutup usahanya sejak April. Namun dari jumlah UMKM di Indonesia sebanyak 64,194 juta (tahun 2018), jumlah yang belum menerima BLT Produktif masih lebih dari 90%.
Karena itu penyaluran harus dipacu, karena UMKM menyerap 116,194 pekerja (97% dari total pekerja), menyumbang Rp8.573 triliun atau 61,07% dari PDB. ***




0 komentar: