Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Treble', Covid, Resesi, Cuaca Ekstrim!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 28-09-2020
'Treble': Covid, Resesi, Cuaca Ekstrim!
H. Bambang Eka Wijaya

BAGAIKAN klub bola Eropa setiap musim harus memenangi tiga jenis kompetisi untuk meraih supremasi treble, musim ini Indonesia juga harus bisa memenangi tiga pertarungan secara bersamaan; melawan Covid-19, resesi ekonomi dan cuaca ekstrim.
Pertarungan lawan Covid-19 berlangsung sejak 2 Maret 2020. Selayak episoda "Goro-goro" pada pagelaran wayang kulit, musuh yang dihadapi makhluk halus siluman yang tak terlihat dan punya ilmu Aji Boloseketi (ilmu mendatangkan 10 ribu konconya hanya dalam sekejap.

Akibatnya sepanjang pertarungan itu, kita tak bisa melukai musuh yang tak terlihat itu. Sebaliknya, sampai Rabu 23/9/2020, musuh telah memginfeksi 257.388 orang Indonesia. Sebanyak 9.977 orang di antaranya meninggal dunia.
Serangan makhluk halus itu belakangan kian ganas. Dalam sehari ia bisa menginfeksi lebih 4.000 orang. Seperti Rabu lalu itu, ia menginfeksi 4.465 orang dalam sehari.
Meski begitu, tak ada serangan balik yang berarti. Karena, masih menunggu senjata sakti yang ditempa para empu dari Tiongkok bernama vaksin. Kayaknya, sampai senjata yang dipesan itu datang, korban yang tak tertolong, terkesan dianggap sebagai tumbal saja.
Giliran selanjutnya pertarungan melawan resesi. Ini sama dengan pertandingan bola, babak pertama kuartal II 2020 kita sudah lebih dahulu kalah minus 5,32%. Pada babak kedua, kuartal III 2020, penjaga gawangnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah mengaku bakal bobol minus 2,9% sampai minus 0,1%.
Rupanya pertandingan pakai sistem home and away. Setelah di pertandingan home kita kalah, berharap di pertandingan away kuartal I dan II 2021 akan revance. Pasalnya, di atas kertas pada pertandingan away itu kita unggul telak alokasi anggarannya. Soal realitas di lapangan, wait and see.
Terakhir pertarungan lawan cuaca ekstrim. Begitu pertandingan dimulai, lawan langsung melakukan serangan dadakan. Banjir bandang di Civurug, Sukabumi.
Saat yang sama, banjir kiriman dan hujan lokal merendam sejunlah kawasan Ibu Kota. Seolah mengingatkan, normalisasi kali-kali di Ibu Kota yang lama direncanakan masih mangkrak, termasuk sodetan Ciliwung ke Banjir Kanal Timur.
Tapi tenang saja, Pak Gubernur pusat telah mengeluarkan senjata pamungkas mengatasi banjir: sebuah Pergub pengendalian banjir. Demikian majunya negeri ini, banjir saja bisa menaati Pergub yang dibuat untuk mereka
Singkatnya, hanya soal waktu saja Indonesia meraih treble, memenangi tiga pertarungan yang dilakoni musim ini. ***




.

0 komentar: