Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 22-04-2021
Cekik UMKM, Biaya Logistik Naik 30-40%!
H. Bambang Eka Wijaya
BERBAGAI pembatasan ke segala penjuru selama Pandemi Covid-19, mengakibatkan biaya logistik (pengiriman barang) naik hingga 30%-40%. Untuk lintas antardaerah sopir angkutan harus punya bukti tes antigen yang berlaku dua hari, tanpa itu harus putar haluan.
Kenaikan biaya logistik selama pandemi itu mencekik UMKM, dikeluhkan Menteri Koperasi an UKM Teten Masduki dalam Webinar Senin (19/4/2021).
"Tantangan saat pandemi adalah kenaikan tarif pengiriman barang hingga 30% sampai 40%," kata Teten dikutip detik-finance (19/4).
Padahal, tanpa kenaikan itu pun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, biaya logistik di Indonesia 23,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). (Kontan.co.id, 24/9/2020)
Biaya logistik di Indonesia itu, menurut Bambang Brodjonegoro sewaktu menjabat Kepala Bappenas, tertinggi di Asia. Jauh di atas negara tetangga, Malaysia 13%, dan Singapura 8%. (Kompas.com, 6/10/2019)
Betapa berat beban biaya logistik dipikul UMKM, 23,5% dari PDB, ditambah kenaikan tarif 30%-40% lagi. Di sisi lain, barang-barang produksi perusahaan besar yang punya armada logistik ditawarkan lewat iklan yang bertubi-tubi, gratis ongkos kirim. Maka lengkaplah penderitaan UMKM.
Semua itu terjadi bersamaan dengan pujian pemerintah Indonesia membanggakan UMKM sebagai penyumbang 61,1% PDB, dengan daya serap tenaga kerja sebanyak 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Tapi ironisnya, langkah pemerintah justru hanya menambah berat beban kehidupan UMKM.
Memang selama pandemi pemerintah telah membagikan Bantuan Presiden Produktif sebesar Rp2,4 juta kepada 12 juta pelaku UMKM, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 6,1 juta pelaku UMKM.
Tapi itu jumlahnya masih jauh dibanding 69,9% dari 64 juta pelaku usaha UMKM yang butuh bantuan modal sesuai hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) 10-26 Juli 2020. Untuk itu, alangkah baiknya bila pemerintah segera menambah lagi penerima Bantuan Produktif Presiden dan KUR, sebagai 'core' pemulihan ekonomi nasional (PEN). Artinya pulihkan dulu posisi UMKM sebagai tulang punggung ekonomi nasional dengan kontribusi ke PDB 61,1%.
Setelah itu, kembali ke pokok masalah: menurunkan biaya logistik. Salah satu faktornya, infrastruktur. Jalan tol, sebagai solusi, benar memperlancar, tapi tarif tol terlalu mahal, malah menambah beban, variabel cost.
Harus dipikirkan membuat tarif tol jadi murah dan menjadi kunci penurunan biaya logistik, bukan malah jadi makin mahal. ***
0 komentar:
Posting Komentar