Artikrl Halaman 12, Lampung Post Jumat 23-04-2021
Kemendikbud 'Kecolongan' Ketiga Kali!
H. Bambang Eka Wijaya
SETELAH hilangnya frasa agama di Peta Jalan Pendidikan 2020-2035, lalu Pancasila dan Bahasa Indonesia hilang dari kurukulum PP 57, kini Kamus Sejarah Indonesia dipenuhi nama tokoh komunis. Nama pejuang Islam pendiri NU, KH Hasyin Asy'ari malah hilang.
Itulah kecolongan ketiga Kemndikbud, buku Kamus Sejarah Indonesia itu diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kalau saat kecolongan pertama dan kedua Mendikbud Nadiem Makarim buru-buru meralat lewat video dirinya, untuk kali ketiga ini sampai Selasa lalu tulisan ini dibuat ralat sejenis belum ada. Mungkin kesal jiga dia stafnya bersalahan melulu, apalagi kalau dia tampil meralat lagi, dia bisa mendapat julukan "Menteri Ralat".
Untuk kecolipongan ketiga ini, protes keras datang dari Nahdlatul Ulama (NU), yang dilayangkan Ketua Umum NU Circle R. Gatot Prio Utomo kepada Mendikbud.
"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy'ari tetapi tidak ada 'entry' nama beliau sehingga berpotensi menghilangkan jejak sejarah ketokohannya," kata Gatot. (Suara.com 19/4)
"Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran," tegasnya.
Ia menyebut, kamus itu tersiri dari dua jilid. Jilid I Nation Formation (1900-1950), dan Jilid II Nation Building (1951-1998).
Pada sampul Jilid I terpampang foto Hadratus Syeh Hasyim Asy'ari, namun secara alfabetis pendiri NU itu justru tidak ditulis nama dan perannya dalam sejarah kemerdekaan RI.
Kekecewaan lebih memuncak, karena setelah disimak diketahui justru tokoh-tokoh komunis mendapat prioritas kisah perjuangannya.
Antara lain, Raden Darsono Notosudirjo (Ketua PKI 1920-1925) di Halaman 51; Semaoen Ketua PKI yang memimpin pemberontakan 1926 di Halaman 262; lalu DN Aidit di Halaman 58, kemudian di Halaman 87 Henk Sneevliet, pendiri partai komunis pertama di Asia Indische Social Demoocratische Vreniging di bumi Indonesia.
Lebih gemas lagi jadinya, karena malah profil tokoh penjajah negeri kita mendapat ekspose berlebihan, lengkap tanggal dan tempat wafatnya.
Yakni Gubernur Jenderal Belanda HJ Van Mook, diceritakan lahir di Semarang 30 Mei 1894, meninggal di L'lla de Sorga, Prancis 10 Mei 1965. Tak ketinggalan tentara intel Jepang Harada Kumaichi dimasukkan dalam kamus.
Jadi, cukup banyak isi kamus yang layak direvisi, agar lebih relevan dengan semangat perjuangan kemerdekaan bangsa. ***
0 komentar:
Posting Komentar