Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 30-04-2021
Covid-19 India, Setiap Menit 2 Meninggal!
H. Bambang Eka Wijaya
TINGKAT Kematian Covid-19 di India 117 orang per jam, atau setiap menit 2 orang tewas. Pemakaman dan kremasi nonstop 24 jam. Pohon-pohon di kota ditebang untuk bahan bakar, keluarga korban menunggu giliran kremasi berjam-jam.
Associated Press melaporkan, kasus infeksi Covid-19 di India melonjak dengan laju tercepat di dunia. Minggu (25/4/2021) negara itu mencatat lebih dari 350 ribu kasus baru harian Covid-19. Sementara jumlah total infeksi mencapai lebih dari 17,3 juta.
Para dokter yang putus asa di media sosial meminta tabung oksigen untuk pasien mereka yang sekarat. "Saya merasa tidak berdaya karena pasien saya bertahan hidup dari jam ke jam," kata Dr. Gautam Singh kepada AP dikutip Kompas.com. (27/4/2021)
"Saya akan memohon lagi dan berharap seseorang mengirim oksigen yang akan membuat pasien saya tetap hidup," imbuhnya.
India semula menjadi panutan negara berkembang dalam menangani Covid-19, runtuh oleh virus baru mutan ganda. Kapasitas unit perawatan intensif penuh dan kehabisan fasilitas ventilator. Krematoriun negara yang kewalahan membakar mayat di udara terbuka.
"Tsunami" Covid-19 India ini terjadi hanya beberapa bulan setelah Perdana Menteri Narendra Modi menyatakan negaranya telah mengatasi virus Corona di Forum Ekonomi Dunia.
Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) dari Genewa menyebut serangan Covid-19 di India memilukan. Dirjen WHO Tedros Adhanom Gebreyesus menyatakan gelombang baru virus mutasi ganda menyerang negara Bolliwood itu.
"WHO melakukan semua yang kami bisa, menyediakan peralatan dan suplai kritis," jelas Tedros. (AFP, 26/4).
Tedros menyebut, pihaknya memberi rumah sakit lapangan pra-fabrikasi, konsentrator oksigen, dan kebutuhan laboratorium.
WHO juga mengerahkan 2.600 pakar dari berbagai disiplin ilmu untuk membantu India menghadapi virus corona.
Daily Mail melaporkan 352.991 kasus baru harian di India Senin (26/4), dengan korban meninggal 2.812 dalam sehari.
Media setempat memberitakan, kematian terjadi setelah pasien tidak mendapatkan oksigen maupun ruang perawatan.
Oksigen menjadi barang paling dicari di India. Umumnya, harga per tabung 6.000 rupee (Rp1,1 juta) Tetapi sejak pandemi harganya meroket jadi 50 ribu rupee (Rp9,6 juta).
Diwartakan BBC, harga alat medis penunjang lainnya juga meningkat. Seperti konsentrator oksigen harganya bisa mencapai 2.600 dolar AS (Rp37,6 juta).
Karena begitu lanngka alat bantu dan ruang perawatan, banyak pasien akhirnya meninggal. ***
0 komentar:
Posting Komentar