Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Penelitian Sel Dendrik Naikkan Imunitas!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Sabtu 24-04-2021
Penelitian Sel Dendrik Naikkan Imunitas!
H. Bambang Eka Wijaya

PENELITIAN sel dendrik di RSPAD dilanjutkan untuk meningkatkan imunitas, bukan sebagai kelanjutan uji klinis fase-I Vaksin Nusantara. Demikian kesepakatan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Kepala BPOM Penny K. Lukito.
Kesepakatan itu ditandatangani di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Senin (19/4), diinisiasi Menko PMK Muhadjir Effendy.
Rilis Dinas Penerangan TNI AD dikutip Kumparan.com menyebutkan, penelitian sel dendrik yang akan dilakukan di RSPAD Gatot Subroto akan memgikuti pedoman kaidah penelitian. Ini tentunya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan.
Penelitian juga bersifat autologus. Artinya, penelitian hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan izin edar.
Sekali lagi ditekankan oleh Dinas Penerangan TNI AD, penelitian ini bukan kelanjutan dari uji klinis tahap 1 Vaksin Nusantara. Sebab uji klinis tahap tersebut masih membutuhkan perbaikan yang harus diserahkan kepada BPOM.
"Penelitian ini bukan merupakan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase I vakain yang berasal dari sel dendritik autolog yang sebelumnya diinkubasi dengan Spike Protein Pevere Scure Respiratory Syndrom Corona Virus-2 (SAR-Cov-2) pada subjek yang tidak terinfeksi Covid-19 dan tidak terdapat antibodi anti-SAR-Cov-2," tulis pernyataan Dispenad dikutip Kompas.com (19/4).
"Karena Uji Klinis Fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program Vaksin Nusantara ini masih harus merespon beberapa temuan BPOM yang bersifat Critical & Major," lanjut pernyataan itu.
Sebelumnya, RSPAD Gatot Subroto menjadi tempat pengambilan darah relawan uji klinis fase II Vaksin Nusantara, termaduk sejumlah anggota Komisi IX DPR. Meski begitu, hingga saat ini BPOM belum memberikan izin uji klinis fase II karena syarat uji klinis fase I belum terpenuhi.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, proses pembuatan Vaksin Nusantara melompati proses yang telah dusepakati.
Seharusnya Vaksin Nusantara melalui tahapan praklinis terlebih dahulu sebelum masuk tahap uji klinik tahap I. Namun, tim yang memproses vaksin tersebut menolak.
Jadi jelas, pihak TNI AD menghormati otoritas BPOM, sehingga memisah antara penelitian sel dendrik di RSPAD dengan Vaksin Nusantara. Penelitian sel dendrik jalan terus, penelitian Vaksin Nusantara harus memperbaiki proses.
Sebab, kalau kegiatan meningkatkan imunitas, seperti berjemur, tak perlu izin BPOM. ***



0 komentar: