"NEGARA itu makhluk seperti apa, sehingga John F. Kennedy berkata, jangan tanya apa yang bisa kau dapatkan dari negara, tapi tanyalah dirimu apa yang bisa kau berikan pada negara?" tanya cucu.
"Negara memang sering dipersonifikasi sebagai makhluk hidup, yang bisa melindungi, memberi keadilan, kesejahteraan! Bahkan Thomas Hobbes menginginkan negara berupa monster Leviathan, yang kekuatannya bisa meredam perang saudara di negerinya, Inggris, awal abad 17," sambut kakek. "Konkretnya, negara adalah satu wilayah atau tempat di muka bumi dengan rakyat penghuninya punya pemerintahan! Pemerintah dan semua unsur kekuasaan negara (eksekutif, legislatif, yudikatif, dan komisioner) mengaktual sebagai makhluk merepresentasikan pelaksanaan hak-hak dan kewajiban negara!"
"Hak dan kewajiban negara ke siapa?" kejar cucu.
"Di negara merdeka, hak-hak dan kewajiban negara kepada seluruh rakyat yang berdaulat di negara itu!" tegas kakek. "Itu bedanya dengan negara terjajah, negara dan seluruh unsurnya--Tanah Air, rakyat, dan pemerintahan--semata mengabdi pada sang tuan penguasa, penjajah!"
"Kalau sang tuan di negeri terjajah itu penjajah, sang tuan di negeri merdeka berarti rakyat!" tegas cucu. "Dengan sang tuannya rakyat, berarti setelah merdeka, negara itu milik rakyat!"
"Itu yang masih perlu aksentuasi implementasinya, sebagai simpul setiap pengelola cabang kekuasaan negara itu sebagai abdi negara, dan setiap abdi negara itu pelayan rakyat!" sambut kakek. "Lebih jauh lagi, kalau setiap abdi negara itu pelayan rakyat, maka representasi negara sebagai sang tuan--kepada siapa setiap warga harus memberikan apa yang bisa seperti maksud Kennedy--adalah rakyat!"
"Tepatnya, kalau cita-cita kemerdekaan membuat negara adil dan makmur, keadilan--baik hukum maupun substantif--bagi seluruh rakyat, kemakmuran juga untuk seluruh rakyat!" timpal cucu. "Begitulah arti kemerdekaan bagi rakyat! Rakyatlah sebagai pemilik sah negara ini, sehingga semua kelembagaan representasi negara wajib melayani pemilik negara, yakni rakyat!"
"Namun, sejalan pernyatan Kennedy, dalam setiap hak pemilikan terhadap apa pun, di dalamnya inheren kewajiban pemilik terhadap miliknya itu!" tegas kakek. "Punya kambing, orang berkewajiban membuatkan kandangnya, memberi makannya! Punya mobil, orang harus menyervisnya secara teratur, mengganti oli, mengisi bensin! Begitu pula hak pemilikan rakyat terhadap negara, harus melaksanakan kewajibannya atas pemilikan itu!"
"Setuju, Kek!" tegas cucu. "Cuma, pernyataan Kennedy itu untuk negeri kita lebih tertuju pada mereka yang telah berlebihan memperoleh nikmat dari kemerdekaan! Sedang bagi mayoritas rakyat, belum mengenyam nikmat kemerdekaan, masih harus segera dipenuhi dulu hak-haknya sebagai pemilik negara! Merdeka!" ***
0 komentar:
Posting Komentar