"DI Lampung, belakangan ini kalangan perguruan tinggi ramai-tamai buka program pascasarjana!" ujar Umar. "Apakah gejala itu sesuai kebutuhan realistis masyarakat atau sekadar gagah-gagahan berburu gelar pascasarjana itu untuk dijadikan gelar bangsawan baru, lambang status sosial?"
"Kedua latar itu bisa jadi sama betulnya!" jawab Amir. "Era postmodern (posmo) dewasa ini butuh barisan kelas profesional baru dengan spesialis di segala bidang sebagai pemandu masyarakat mengantisipasi kemajuan zaman yang pesat! Pembentukan kelas profesional spesialis itu lebih efektif lewat program pascasarjana! Di sisi lain juga tak bisa diingkari, gejala gelar pascasarjana cenderung dijadikan sekadar lambang status sosial, atau semacam gelar bangsawan baru!"
"Lantas, bagaimana cara mengurangi bias gelar pascasarjana hanya untuk lambang status sosial?" kejar Umar.
"Bias itu sebagian pada motivasi personal peserta program!" tegas Amir. "Program
"Bagaimana kaitan era posmo, minimalisme, dan ketatnya disiplin ilmu pengetahuan?" tanya Umar.
"Perubahan dari era modern ke posmo ditandai kian menjauhnya ilmu pengetahuan dari metafisika dan metanarasi (filsafat), dengan semakin mendekat ke pragmatisme dalam arti lebih menjurus ke sifat yang lebih aplikatif!" jelas Amir.
"Sifat aplikatif mendorong setiap cabang ilmu menumbuhkan banyak ranting yang kian terkait dengan kebutuhan manusia dan cara pemenuhannya! Ranting-ranting baru ilmu itu bersaing dalam ketajaman fokus dan keketatan limitasi (pembatasan) disiplin ilmu, obyek studinya menjadi sempit dan kecil, sehingga digelari minimalisme! Dari ketatnya limitasi ilmu era ini, setiap karya ilmiah menjadi seperti sidik jari, selalu ada bedanya! Jika ada yang sama, salah satu layak dicurigai plagiat!" "Tapi apa semua program pascasarjana menapak dengan disiplin ilmu yang ketat itu?" kejar Umar.
"Output-nya nanti yang akan membuktikan!" tegas Amir. "Program yang dikelola dengan benar dan penuh disiplin ilmu, Output-nya akan sejalan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyusun barisan profesional spesialis sesuai tuntutan era posmo sebagai era profesional! Sedang yang gagal menerapkan disiplin ilmu secara ketat, Output-nya akan berada di luar barisan itu, mengelus gelarnya sebagai lambang status sosial! Sejarah nanti yang membuktikan!"
"Tapi, dunia pendidikan juga pasar, orang bebas memilih sesuai motivasinya!" sela Umar.
"Persaingan global era posmo menuntut kualitas prima!" tegas Amir. "Kalau barisan profesionalnya kalah bersaing, apalagi bodong, kita cuma menjadi bangsa odong-odong!"
0 komentar:
Posting Komentar