"MARHABAN ya Ramadan!" ujar Umar. "Kau tiba tepat seusai pemilu legislatif dan pemilu presiden, hingga berkah dan rahmah pengiringmu menjadi penyejuk yang tengah diperlukan untuk cooling down bagi politik nasional dalam melakukan rekondisi dari panas dan ketegangan suhu politik akibat persaingan tajam meraih kekuasaan!"
"Klaim pemilu legislatif dan pemilu presiden usai tentu dengan mengenyampingkan penghitungan ulang hasil pileg di Kabupaten Tulangbawang, yang menjadi ganjalan penuntasan proses pemilu secara nasional, guna dijadikan catatan warga Lampung buruknya kerja event nasional di daerah ini tidak sampai terulang!" sambut Amir. "Lewat kondisi Ramadan ini pula, suhu dan ketegangan akibat hasil penghitungan ulang itu kita harapkan bisa diredam dengan keikhlasan, agar usaha cooling down politik di bulan yang mulia ini bisa tercapai paripurna!"
"Apalagi dengan cooling down itu para politisi bisa lebih tenang beribadah dan menarik makna dan hikmah puasa Ramadan bagi kelanjutan tugasnya mengemban amanah rakyat yang diwakilinya!" tegas Umar. "Dengan haus dan lapar yang dirasakannya selama puasa, misalnya, bisa menjadi bandingan pada nasib kaum miskin yang mengalami hal itu dari waktu ke waktu di luar bulan Ramadan--tanpa jaminan adanya hidangan serbanikmat untuk berbuka seperti di rumahnya! Dengan menarik makna sedemikian, diharapkan para politisi berusaha mendahulukan kepentingan warga miskin, ketimbang kepentingan pribadi atau kelompok elitenya semata!"
"Betapa Ramadan menjadi kesempatan emas bagi para politisi untuk menyempurnakan dirinya lewat memperbaiki silaturahmi dengan sesama politisi maupun masyarakat umumnya, khususnya lagi dengan kaum duafa, hingga hablun minannas sebagai jembatan hablun minallah-nya terbangun sebaik-baiknya!" tegas Umar. "Terbangunnya keserasian hablun minannas dan hablun minallah pada politisi selama Ramadan jelas amatlah indah, karena bisa menjadi rel atau track pengabdian sang wakil rakyat sepanjang tahun, sampai Ramadan berikutnya tiba! Ketika diberi waktu dan kemampuan, amat sayang jika disia-siakan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar