Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Apa Golongan Darah Bangsa Indonesia?


Agum Gumelar, Ketua Umum Ikal—Ikatan Alumni Lemhanas, juga Ketua Umum Pepabri—Persatuan Purnawirawan ABRI!"

"Apa jawab Agum?" kejar Amir.

"Agum terkejut mendengar pertanyaan itu. Dan karena belum punya jawaban, ia balik bertanya, kenapa Bapak tanyakan itu?" lanjut Umar. "Jawab si pejuang tua, dia heran melihat bangsa ini yang sekarang jadi rapuh, mudah dipecah-belah, diadu-domba! Mendengar itu Agum terus terang tak tahu apa sebenarnya golongan darah bangsa ini! Saat hal itu ia bawa ke forum Ikal, forum justru menyepakati untuk mencari tahu lewat seminar—yang hari ini digelar Ikal di Bandar Lampung! Dari seminar itu kita berharap segera tahu, apa golongan darah bangsa Indonesia!"

"Kita juga heran melihat para panutan bangsa di parlemen, kalau bicara suka membentak-bentak, tak peduli itu terhadap tokoh terhormat yang hadir di DPR justru memenuhi undangan lembaga terhormat, parlemen!" tukas Amir. "Padahal, sejak kecil kita diajari agar menghormati tamu! Orang yang datang atas undangan kita kan berarti tamu, kok dibentak-bentak—seperti gelandangan terlambat bangun di kaki lima toko orang saja!"


"Kalau para tokoh yang mengatur negara juga terkesan butuh pendidikan budi pekerti begitu kan pantas sang pejuang tua bertanya, golongan darah bangsanya?" timpal Umar.

"Jangankan tokoh yang diundang ke DPR tak pada tempatnya dibentak-bentak, pejabat pemerintah dan mitra kerja komisi juga bukan bawahan anggota DPR, melainkan mitra kerja, yang meski oleh (arogansi) anggota DPR tak layak dianggap sejajar dengan dirinya, setidaknya pantas diperlakukan sedikit lebih terhormat dari yang terkesan selama ini!"

"jangan tanya masalah substansi kualitatif realitas bangsa! Baru bicara soal tata krama kelembagaan saja, sudah mencolok acak-kadutnya negeri ini!" tegas Amir. "Dari situ juga terlihat, rentannya emosionalitas hingga mudah diadu-domba dan dipecah-belah itu bukan cuma pada masyarakat lapisan bawah! Terlihat, bara emosionalitas itu justru mengalir dari atas!"

"Maka itu, dari seminar Ikal ini yang kita harap bukan cuma rumusan masalahnya!" timpal Umar. "Tak kalah penting rancangan program nyata Ikal—pendidikan singkat calon elite di daerah! Inti materinya, menggalang etika-moral berbangsa dengan kultur berpolitik dan bermasyarakat yang menjunjung pekerti luhur, cermin bangsa dengan golongan darah 'U'—unggul!" ***

0 komentar: