Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

SBY, Serangan itu 'Character Assassination'!


"SETELAH hak jawabnya dimuat pers Australia, Presiden SBY menyimpulkan di balik serangan lewat bocoran WikiLeaks itu ada usaha melakukan character assassination—pembunuhan karakter—terhadap dirinya!" ujar Umar. "Untuk itu SBY akan berusaha mendapatkan keadilan dengan cara-cara yang demokratis! Usaha itu kira-kira, mencari tahu siapa penyuplai data yang mengandung fitnah kepada kalangan diplomat Amerika Serikat yang kemudian dikirim ke Washington itu!"

"Salah satu sumber yang disebut WikiLeaks File itu mantan staf ahli presiden bidang pertahanan, T.B. Silalahi, yang telah mengkalrifikasi sama sekali tidak benar informasi itu bersumber dari dirinya!" timpal Amir. "Dari segi materi informasinya, juga tidak benar! Dalam WikiLeaks File disebutkan Hendarman Supandji diminta menjalankan misi SBY terkait kasus korupsi pada akhir 2004, padahal menurut Silalahi, Herdarman Supandji dilantik sebagai Jampidsus pada Mei 2005!"


"Amat mustahil tokoh dengan kredibilitas tinggi seperti T.B. Silalahi mau membocorkan informasi yang amat sembrono itu ke pihak asing!" tegas Umar. "Apalagi T.B. Silalahi secara pribadi amat dekat dengan Presiden SBY sehingga bulan lalu Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono dinobatkan sebagai pasangan Raja Batak dalam acara adat yang digelar T.B. Silalahi dan kawan-kawan! Itu menunjukkan tokoh yang disebut WikiLeaks sebagai sumber data yang dibobolnya, bisa langsung dicoret dari daftar calon tersangka pelaku character assassination atas Presiden SBY!"

"Lalu siapa yang bakal masuk daftar nominator tersangka pelaku pembunuhan karakter terhadap Presiden itu, sebaiknya tak repot dicari-cari lagi karena Presiden minta agar tak memperpanjang isu ini, masih banyak masalah lebih penting yang harus kita selesaikan!" timpal Amir. "Sejak semula juga memang, hanya dengan dikesampingkanlah isu-isu semacam itu jadi tak bernilai, kehilangan relevansi politik dan aktualitasnya! Sebaliknya jika ditanggapi heboh, semua lini sibuk menyanggah, isu demikian mendapatkan relevansi politik dan aktualitas!"

"Maka itu, menghentikan bergunjng tentang isu tersebut lalu mengesampingkan masalahnya jelas pilihan tepat!" tegas Umar. "Meski untuk itu harus siap dengan konsekuensinya! Terutama, citra baik Presiden SBY yang sempat dirusak oleh berita itu di level internasional harus direhabilitasi dengan fakta-fakta nyata tentang praktek hukum di Indonesia berjalan elegan, bersih dari campur tangan kekuasaan atau abuse of power, tidak seperti yang dituduhkan dalam WikiLeaks File!" ***

0 komentar: