Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Gempa-Tsunami Melanda Jepang!


"GEMPA 8,9 SR diikuti tsunami setinggi 10 meter berkecepatan 800 km/jam melanda pesisir timur Jepang, berpusat di 130 km timur Sendai, Provinsi (Prefektur) Iwate-Miyagi, Honshu, 373 km tenggara Tokyo, Jumat pukul 14.46 waktu lokal!" ujar Umar.

"Betapa ganas terjangan tsunami terlihat dalam tayangan TV Al Jazeera, yang menurut Badan Meteorologi Jepang gempa ini terdahsyat dalam kurun 140 tahun terakhir!"

"Untuk Jepang, gempa ini melampaui gempa di Kanto, Honshu, 1 September 1923 berkekuatan 7,9 SR yang menewaskan sedikitnya 140 ribu jiwa di sekitar kawasan Tokyo!" timpal Amir. "Juga lebih besar dari Gempa Kobe 1995 yang kerugian ekonomisnya 100 miliar dolar AS, diklaim bencana alam termahal sepanjang sejarah! Nilai itu bisa dibandingkan, jika kerugian gempa-tsunami Aceh enam tahun lalu dinilai 10 miliar dolar AS!"


"Terlihat betapa ganas tsunami yang berasal dari bahasa Jepang itu melabrak dan menyeret setiap material di kota-kota pantai yang dilaluinya!" tegas Umar. "Tapi Perdana Menteri Jepang Naoto Kan meminta warganya tetap tenang, meyakini semua peranti pengamanan darurat bencana bekerja efektif! Jumlah korban jiwa sampai tadi malam memang masih relatif kecil, dibanding dengan besarnya skala bencana!"

"Tetap tenangnya Naoto Kan juga terlihat saat gempa dia sedang rapat di gedung parlemen! Ketenangan Perdana Menteri itu memberi contoh penting bagi warganya untuk tidak terlalu panik, melainkan bereaksi sesuai kebutuhan!" timpal Amir. "Teladan seperti itu bisa diberikan, salah satunya berkat keyakinan semua perangkat pengaman darurat berfungsi semestinya! Terutama peranti pengaman darurat atas gempa, dengan standar setiap bangunan baru di Jepang dibuat tahan gempa 10 SR, bahan penyekat ruang serba ringan termasuk dinding kertas! Sedang untuk tsunami, yang akrab di telinga mereka, terkait efektifnya peranti peringatan dininya!"

"Malang bencana alam gempa dan tsunami tak bisa ditolak! Kesiapan semua hal menghadapi bencana, merupakan usaha terpenting manusia—
itulah yang dilakukan bangsa Jepang—bagaimana hasil akhirnya urusan Sang Penentu Takdir!" tegas Umar. "Kerusakan dan korban jiwa tak bisa dihindari, lebih-lebih dengan bencana gempa dan tsunami sebesar itu, tapi dengan telah maksimalnya usaha manusia membuat kesiapan menghadapinya, keikhlasan menerima takdir bahkan bisa dilakukan secara rasional! Kita perlu belajar mencapai rasionalitas keikhlasan dalam menerima takdir atas bencana seperti itu!" ***

0 komentar: