"DARI perbincangan pakar dan tokoh di media massa nasional tersimpul, salah satunya, agar masyarakat waspada kemungkinan munculnya generasi baru teroris dengan salam kenal tiga paket bom yang mereka kirim Selasa lalu!" ujar Umar. "Dengan tiga tokoh yang dipilih jadi alamat paket bom itu, Ulil Abshar Abdalla (Jaringan Islam Liberal—JIL), Goris Mere (Kepala Badan Narkotika Nasional—BNN), dan Yapto Surjosumarno (tokoh Pemuda Pancasila—PP), menunjukkan adanya penciptaan multiinterpretasi penyesatan bagi pengendusan motif dan pelakunya!"
"Kalau benar itu salam kenal generasi baru, suatu serangan dengan strategi dan cara atau teknik-teknik baru perlu diwaspadai—selain paket bom!" sambut Amir. "Generasi baru dengan—bisa jadi—kecerdasan, kemampuan teknis dan tipu muslihat yang lebih tinggi mengandung ancaman lebih serius bagi masyarakat! Sebab, teroris seperti itu tak mudah dikenali warga masyarakat, hingga antisipasi warga untuk mencegahnya sukar!"
"Namun demikian, peran warga masyarakat untuk mencegah serangan teroris generasi baru ini tetap menjadi andalan!" tegas Umar. "Warga segera berembuk dengan sesama jika melihat hal-hal agak aneh atau ganjil di lingkungannya, sehingga menjadi kesadaran bersama warga usaha menangkal serangan teroris lewat berbagai cara tak terduga itu! Kesadaran dan kesiagaan warga yang sedemikian akan menjadi lahan tandus yang tak nyaman buat sarang teroris!"
"Kesadaran dan kesiagaan seperti itu mungkin terbatas pada kelompok tertentu! Sebaliknya, ada pula kelompok lain punya latar belakang berbeda yang justru menjadi tempat subur pengembangan gagasan yang menumbuhkan benih teroris!" timpal Amir.
"Karena itu, berharap saja pada masyarakat untuk melakukan sesuatu, tanpa diiringgi tindakan yang mendukung dari pihak pemerintah, hasilnya tak optimal! Lebih celaka lagi jika serangan teroris—yang multitafsir—justru diinterpretasikan warga sebagai aktualisasi dari perjuangan mereka untuk membebaskan diri dari penindasan oleh sistem—dan diasumsikan sistem yang menindas itu adalah pemerintah itu sendiri!"
"Maka itu, amat banyak kemungkinan layak untuk diwaspadai dengan generasi baru teroris!" tegas Umar. "Jauh lebih celaka sebenarnya jika teroris itu hanya mempermainkan fanatisme suatu aliran agama sebagai kamuflase gerakannya, sedang tujuan aksinya sendiri justru menyulut bentrokan antarsesama umat seagama tersebut! Fanatisme buta warga memudahkan tujuan teroris untuk memecah belah umat seagama, tercapai!" ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
Rabu, 16 Maret 2011
Awas, Generasi Baru Teroris!
Langganan:
Posting Komentar
0 komentar:
Posting Komentar