"PASUKAN Amerika Serikat (AS) dan sekutunya secara resmi sejak Kamis (15-12) meninggalkan Irak, meninggalkan pemerintahan bonekanya di bawah Presiden Jalal Talabani sendirian berjuang mempertahankan puing-puing sisa keagungan Babilonia yang justru dihancurkan invasi AS dan sekutu sejak 20 Maret 2003!" ujar Umar. "Isyarat formal diberikan Obama lewat pidato menyambut kembalinya tentara mereka ke negerinya, bahwa AS meninggalkan Irak dengan kepala tegak!"
"Maksud Obama dengan kepala tegak itu bersikap sebagai pemenang, meski kenyataannya lebih 4.000 putra terbaik negerinya gugur di Irak tanpa berhasil membuktikan senjata pemusnah massal milik Irak sebagai tujuan serangan AS dan sekutu menyerang Irak 8 tahun 8 bulan 26 hari lalu!" timpal Amir. "Sebaliknya, mereka hengkang dari Irak di bawah tudingan mujahidin bahwa AS lari dari gelanggang setelah gagal menghabisi serangan bom mobil kaum mujahidin sampai di hari terakhir mereka tinggalkan Irak!"
"Itu dia! Mampukah Jalal Talabani dengan 650 ribu tentara baru tanpa amunisi cukup melawan mujahidin yang lima tahun lalu mendeklarasikan Daulah Islam Irak?" tukas Umar. "Pertanyaan itu menebar kabut gelap bagi warga Irak menghadapi perang saudara yang bisa tanpa berujung! Kekuatan mujahidin bisa diukur dengan kekuatan penuh AS dan sekutunya tak mampu mengakhiri perang Irak dan Afghanistan dengan eksplisit mengibarkan bendera kemenangan!"
"Tak terbayangkan betapa bakal amat suram nasib warga Irak yang setelah dihancurleburkan lalu ditinggalkan pasukan AS dalam kondisi serbakekurangan kebutuhan dasar, dari pangan, papan, air bersih, listrik, rumah sakit, sekolah!" timpal Amir. "Tampak, AS dan sekutunya yang nyolong playu—mencuri langkah melarikan diri dari musuh—tidak bertanggung jawab atas segala sarana hidup warga Irak yang telah mereka hancurkan! Sesumbar Obama pulang dengan kepala tegak justru jadi kamuflase dari realitas kekalahan mereka dari kaum mujahidin, semata untuk menghindari kewajibannya membayar pampasan perang dengan ganti rugi segala yang telah mereka rusak di Irak, material dan moral!"
"Lebih buruk lagi nanti, jika AS dan sekutunya membiarkan rezim boneka Jalal Talabani bertekuk lutut pada mujahidin sehingga rakyat Irak jatuh ke tangan kekuasaan yang jauh lebih totaliter dari Saddam Hussein!" tegas Umar. "Karena itu, forum-forum antarbangsa diharapkan bisa mendorong tanggung jawab moral AS dan sekutunya atas nasib lebih buruk yang diderita rakyat Irak!" ***
0 komentar:
Posting Komentar