SEORANG satpam baru bertugas di pintu keluar khusus karyawan supermarket, memastikan tak sepotong barang kecil pun lolos keluar. Terakhir keluar petugas kebersihan mendorong tong sampah dengan troli. Tanpa ragu atau jijik ia raba dan balikkan sampah dalam tong, sampai pasti tak ada kesalahan dalam tugasnya!
Ia lakukan dengan saksama dan cermat tugas itu sepanjang tahun, sampai ia menerima surat panggilan dari manajemen. Merasa telah bekerja dengan baik dan amat berhati-hati, ia terkejut ketika diberi tahu dirinya diberhentikan! "Apa salah saya?" tanyanya dengan suara iba.
"Polisi menemukan banyak troli kita dijualbelikan di pasar gelap!" jelas manajer personalia. "Dan dipastikan, troli itu bocor lewat pintu karyawan!"
"Siapa sangka kalau malah gerobak dorongnya yang dicuri?" keluh satpam.
"Itu dia!" sambut manajer. "Anda diakui teliti atas barang kecil, tapi lengah pada barang besar! Mirip aparat memberantas korupsi, cuma menggulung koruptor kecil, kelas teri, kelas kakapnya lolos!"
"Itu sama kalau korupsinya di atas meja, atau di bawah meja, masih bisa digeledah mejanya!" tukas satpam. "Tapi kalau yang dikorupsi mejanya, tak ada yang bisa digeledah! Mungkin itu yang terjadi pada skandal Century terkait uang Rp6,7 triliun, KPK sukar menemukan kasus korupsinya!"
"Mungkin juga begitu kasus Nazaruddin, mantan bendahara Partai Demokrat!" timpal manajer. "Terkait kasus suap wisma atlet dengan dana proyek 'hanya' Rp195 miliar, semua tersangka cepat diproses! Tapi terkait kasus pusat olahraga Hambalang, Bogor, dengan dana proyek Rp1,3 triliun, cenderung tak diproses serius oleh KPK!"
"Begitu pula nasib pemberantasan korupsi di daerah!" tukas satpam.
"Meski banyak juga kepala daerah yang jadi tersangka korupsi, dalam proses hukumnya sering yang masuk penjara pegawai kelas bawahan saja, sedang lapisan atasnya lebih banyak lolos dari jerat hukum!" "Itu sih bisa digolongkan hukum seperti pedang, hanya tajam ke bawah, sedang ke atas tumpul!" sambut manajer. "Kemungkinan bisa jadi begitu salah satu penyebabnya kapolres dan kajari, para penyidik korupsi, duduk dalam Forkopimda—Forum Komunikasi Pimpinan Daerah—bersama kepala daerah! Dalam forum itu kapolres dan kajari tentu berkomunikasi baik dengan kepala daerah! Komunikasi yang baik dan akrab, bisa punya arti khas di kalangan pimpinan daerah itu!" "Jangan bersangka buruk!" tegas satpam. "Tapi dari pengalamanku memang terbukti, yang kecil dicermati malah yang besar bobol!" ***
"Meski banyak juga kepala daerah yang jadi tersangka korupsi, dalam proses hukumnya sering yang masuk penjara pegawai kelas bawahan saja, sedang lapisan atasnya lebih banyak lolos dari jerat hukum!" "Itu sih bisa digolongkan hukum seperti pedang, hanya tajam ke bawah, sedang ke atas tumpul!" sambut manajer. "Kemungkinan bisa jadi begitu salah satu penyebabnya kapolres dan kajari, para penyidik korupsi, duduk dalam Forkopimda—Forum Komunikasi Pimpinan Daerah—bersama kepala daerah! Dalam forum itu kapolres dan kajari tentu berkomunikasi baik dengan kepala daerah! Komunikasi yang baik dan akrab, bisa punya arti khas di kalangan pimpinan daerah itu!" "Jangan bersangka buruk!" tegas satpam. "Tapi dari pengalamanku memang terbukti, yang kecil dicermati malah yang besar bobol!" ***
0 komentar:
Posting Komentar