"PENGANGGUR di Indonesia bertambah 1,3 juta orang per tahun, kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto," ujar Umar. "Itu didasarkan pada asumsi angkatan kerja tumbuh 2,91 juta orang per tahun, sedang penyediaan lapangan kerja baru hanya tumbuh 1,6 juta per tahun!" (Republika, 15-12)
"Dua hal perlu dikoreksi dari data tersebut, angka pertumbuhan angkatan kerja dan lapangan kerja baru!" sambut Amir. "Angkatan kerja di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tumbuh dari Februari 2010 sebesar 116 juta orang, menjadi 119,4 juta orang pada Februari 2011, jadi tambah 3,4 juta orang per tahun! (Detik Finance, 5-5-2011). Sedang pertumbuhan lapangan kerja 1,6 juta per tahun itu diasumsikan sebagai hasil pertumbuhan ekonomi 6,4% per tahun, dengan setiap 1% pertumbuhan membuka 250 ribu lapangan kerja baru! Asumsi itu terjadi jika pertumbuhan berkualitas didukung dominasi produksi sektor riil. Sedang realitas pertumbuhan ekonomi nasional masih didominasi konsumsi!"
"Berarti pertambahan penganggur lebih besar dari 1,3 juta orang per tahun!" tukas Umar. "Andai lapangan kerja baru tumbuh 1,6 juta pun, dengan angkatan kerja tumbuh 3,4 juta orang per tahun, penganggur tambah 1,8 juta per tahun! Jadi, kalau angka penganggur BPS Februari 2011 sebesar 8,12 juta orang, bisa dibayangkan sendiri tingkat penganggur di Indonesia!"
"Tingkat penganggur dimaksud diukur dengan status penganggur yang ditetapkan tidak bekerja selama dua jam dalam satu minggu!" timpal Amir. "Kalau seperti artis dalam seminggu ada sekali show selama dua jam, dianggap bukan penganggur lagi! Bagi artis yang honornya besar, masa kerja per minggu dua jam memang sudah cukup! Tapi buat kuli batu yang mendapat jatah dua jam kerja per minggu dari proyek padat karya—yang memang diadakan untuk mengurangi angka pengangguran terbuka, upah yang dia terima cuma membuatnya kandas di dasar jurang kemiskinan! Bayangkan dari proyek padat karya ia dapat sebulan delapan jam kerja dengan upah per jam Rp6.000, padahal garis kemiskinan BPS pada konsumsi Rp231 ribu per bulan!""
"Lolos dari pengangguran tapi terjerumus ke dasar jurang kemiskinan, betapa menyakitkan!" tegas Umar. "Tapi demikianlah nasib jutaan orang terkait program penurunan angka penganggur lewat proyek 'asal kerja dua jam seminggu!' Cuma digeser dari pengangguran terbuka ke terselubung demi pencitraan politik—penguasa mampu mengurangi angka pengangguran!" ***
0 komentar:
Posting Komentar