MELIHAT gejala sejumlah murid mulai belajar minum alkohol, direktur sebuah SMA meminta guru Biologi melalui bidang studinya kampanye bahayanya alkohol kepada semua murid.
Untuk itu, di depan kelas sang guru memasukkan cacing ke dalam dua gelas, satu berisi air dan satu lagi berisi alkohol. Di gelas air cacingnya tetap hidup, sedang di gelas alkohol cacingnya mati. "Apa arti kenyataan ini?" tanya guru pada kelas.
Seorang siswa angkat tangan langsung menjawab tegas, "Kalau minum alkohol tidak cacingan!"
Tawa riuh meledak di kelas. "Pertama cacingnya yang mati!" timpal guru. "Selanjutnya, kalau minum alkohol terus-terusan orangnya yang mati! Lihat cacing yang kena alkohol ini, sel-sel tubuhnya rusak, bahkan kemudian hancur! Tubuh manusia, meski besar, juga terdiri dari jaringan sel seperti cacing! Artinya, tubuh manusia juga bisa rusak oleh alkohol jika dikonsumsi terus-terusan!"
"Kalau begitu minum alkoholnya sebatas untuk membunuh cacing dalam perut!" sela siswa lain.
"Masalahnya alkohol itu zat adiktif, bisa membuat orang kecanduan!" tegas guru. "Hingga, meski semula niatnya minum sedikit sebatas membunuh cacing, minumnya tak bisa dihentikan sampai setiap hari terjungkal mabuk!"
"Mending mabuk alkohol muntah dan terjungkal hingga berhenti minum selama tak sadar diri! Yang menderita sakit dan akibat mabuk cuma diri sendiri dan keluarganya!" tukas siswa. "Ketimbang mabuk kekuasaan, semakin tak sadar kian ganas korupsi dan rekayasanya menguras uang rakyat! Yang menderita akibatnya rakyat banyak, semakin dalam terbenam kemiskinan struktural—miskin karena tertindas struktur kekuasaan!"
"Pokoknya asal mabuk, baik mabuk alkohol atau mabuk kekuasaan, sama buruknya!" entak guru. "Mabuk alkohol merusak diri dan keluarga, mabuk kekuasaan menghancurkan masyarakat bangsa! Karena itu kampanye antialkohol dan antikorupsi sebagai simpul mabuk kekuasaan, harus saksama!" "Tapi kampanyenya kontraproduktif! Polisi cuma menggilas ribuan botol alkohol dengan buldoser untuk dimusnahkan! Tak satu pun koruptor digilas buldoser untuk dimusnahkan!" tukas siswa. "Coba keduanya dilakukan dengan cara saksama seperti kampanye pemberantasannya!" "Penegakan hukum dilakukan sesuai objeknya!" tegas guru. "Tindakan hukum pada manusia tak bisa disamakan dengan benda!" "Tapi itu khusus untuk manusia koruptor, yang diberi penjara dan keringanan istimewa!" timpal siswa. "Sedang pada manusia lain, seperti di Bima, malah diperlakukan lebih buruk dari benda!" ***
"Pokoknya asal mabuk, baik mabuk alkohol atau mabuk kekuasaan, sama buruknya!" entak guru. "Mabuk alkohol merusak diri dan keluarga, mabuk kekuasaan menghancurkan masyarakat bangsa! Karena itu kampanye antialkohol dan antikorupsi sebagai simpul mabuk kekuasaan, harus saksama!" "Tapi kampanyenya kontraproduktif! Polisi cuma menggilas ribuan botol alkohol dengan buldoser untuk dimusnahkan! Tak satu pun koruptor digilas buldoser untuk dimusnahkan!" tukas siswa. "Coba keduanya dilakukan dengan cara saksama seperti kampanye pemberantasannya!" "Penegakan hukum dilakukan sesuai objeknya!" tegas guru. "Tindakan hukum pada manusia tak bisa disamakan dengan benda!" "Tapi itu khusus untuk manusia koruptor, yang diberi penjara dan keringanan istimewa!" timpal siswa. "Sedang pada manusia lain, seperti di Bima, malah diperlakukan lebih buruk dari benda!" ***
0 komentar:
Posting Komentar