SEORANG bocah membeli piza. "Dipotong jadi empat atau enam?" tanya pelayan.
"Potong jadi empat!" jawab anak, tegas. "Aku tak bisa menghabiskan enam potong!"
"Lalu dua temanmu bersepeda itu tak kau beri?!" tanya pelayan. "Kalau dipotong enam, kau tetap mendapat empat potong, sedang temanmu masing-masing dapat sepotong!"
"Bolehlah! Asal aku tetap dapat empat potong!" jawab bocah. Tapi saat kepada temannya dia bagi masing-masing sepotong, ternyata kedua teman bermain dekat rumahnya itu menolak. "Kalian belum pernah makan piza, ya? Jadi tidak doyan? Piza ini makanan halal, lezat, dan kaya vitamin!"
"Kami sering makan piza!" jawab temannya. "Jadi kenapa tak mau kuberi?" tanya bocah. "Apa karena menu yang kupilih tak cocok dengan selera kalian?"
"Bukan karena itu!" jelas teman. "Saya dilarang ayah dan ibu menerima pemberian orang!"
"Aku juga!" timpal teman satunya lagi. "Pesan mama, kalau asal terima pemberian orang tahu-tahunya itu hasil korupsi, lantas kita makan, nanti bagian tubuh kita yang menikmati akan terbawa hasil korupsi itu ke neraka!"
"Jadi kalian menuduh ayahku koruptor, dan uang yang kupakai beli piza hasil korupsi!" entak bocah.
"Kami tak menuduh begitu!" bantah teman. "Kami cuma mengamalkan perintah maupun larangan ayah-bunda! Kalau kami langgar perintah atau larangan ayah-bunda, bisa masuk neraka!"
"Berarti kalian kan tak bisa memastikan piza ini dibeli dengan uang hasil korupsi!" tukas bocah. "Betul, kami tak bisa memastikan itu!" jawab teman. "Tapi sesuai pesan mama, kalau sesuatu yang tak bisa dipastikan sehingga meragukan, lebih baik ditinggalkan atau dijauhi!" "Tapi menolak pemberian sama dengan menolak rezeki, kan tak boleh, berdosa!" entak bocah. "Justru itu, setiap penerimaan atau perolehan dari mana pun asalnya harus dicari tahu maksimal sifatnya halal atau haram!" jawab teman.
"Kalau haram atau ragu, lebih baik dihindari! Kata ayah, justru dengan usaha menghindari yang haram kita akan selalu mendapatkan yang halal!" "Tapi tolong jangan marah, dan pertemanan kita jangan putuskan!" sela teman satunya. "Kami tak mau menerima karena takut melanggar perintah dan larangan ayah-bunda kami! Karena kalau diterima, kami bisa dimarahi!" "Tentu saja kita tetap bersepeda bersama!" tegas bocah. "Masak gara-gara aku beli piza kita jadi tak berteman lagi! Nanti aku minta kepastian ayahku uang jajan yang dia berikan bukan hasil korupsi agar bisa kita nikmati bersama!" ***
"Berarti kalian kan tak bisa memastikan piza ini dibeli dengan uang hasil korupsi!" tukas bocah. "Betul, kami tak bisa memastikan itu!" jawab teman. "Tapi sesuai pesan mama, kalau sesuatu yang tak bisa dipastikan sehingga meragukan, lebih baik ditinggalkan atau dijauhi!" "Tapi menolak pemberian sama dengan menolak rezeki, kan tak boleh, berdosa!" entak bocah. "Justru itu, setiap penerimaan atau perolehan dari mana pun asalnya harus dicari tahu maksimal sifatnya halal atau haram!" jawab teman.
"Kalau haram atau ragu, lebih baik dihindari! Kata ayah, justru dengan usaha menghindari yang haram kita akan selalu mendapatkan yang halal!" "Tapi tolong jangan marah, dan pertemanan kita jangan putuskan!" sela teman satunya. "Kami tak mau menerima karena takut melanggar perintah dan larangan ayah-bunda kami! Karena kalau diterima, kami bisa dimarahi!" "Tentu saja kita tetap bersepeda bersama!" tegas bocah. "Masak gara-gara aku beli piza kita jadi tak berteman lagi! Nanti aku minta kepastian ayahku uang jajan yang dia berikan bukan hasil korupsi agar bisa kita nikmati bersama!" ***
0 komentar:
Posting Komentar