Generasi yang
Kehilangan Akal!
H. Bambang Eka Wijaya
KAKEK yang mengail sepanjang hari tak dapat ikan seekor pun di lubuk tempat ia biasa mengail, melihat seorang bocah datang dari hilir dengan serenteng ikan di tangan! "Di hilir banyak ikan?"
"Lumayan, Kek!" jawab bocah. "Kalau di lubuk hulu ini tak ada lagi ikan yang bisa sampai sini!"
Kakek terkejut, "Kok bisa kau pastikan?"
"Karena di hilir ada bendungan berang-berang dari pohon besar tumbang melintang di sungai!" jelas bocah. "Ada sih ikan bisa lolos dari bendung itu ke hulu, tapi tak lagi sebanyak sebelumnya! Kalau Kakek tongkrongi terus lubuk ini, hasilnya seperti sumur minyak tua yang sudah kering tapi terus dipompa, hasilnya kita kian mantap menjadi importer minyak bumi, dari sebelumnya pemimpin OPEC, organisasi pengekspor minyak dunia!"
Kakek menghela napas, menyadari generasinya sudah kehilangan akal, otaknya terbenam nafsu korupsi, hingga sumur kering dipompa terus. Sementara anak yang mendiktenya, datang dari generasi juara Olimpiade Matematika, Fisika, dan seterusnya! "Kalau begitu kita hancurkan bendung itu dan habisi berang-berangnya!" entak kakek.
"Bendung dari anyaman ranting itu terbaik buat pemijahan dan berkembang biak ikan! Sedang berang-berang hanya memakan ikan yang sudah besar, dan merasa cukup saat kenyang!" tegas bocah. "Sedang generasi Kakek sudah kehilangan akal, suka merusak habitat alami dan menguras ikan sebanyak bisa ditangkap, tak sebatas muatan perut sendiri! Itu membuat keseimbangan alam negeri kita rusak oleh keserakahan manusia!"
"Tapi generasi kami tak cemas, saat sumber daya alam habis akan lahir generasi yang tertempa pengalaman mengatasinya seperti di negara lain!" tegas kakek. "Petunjuknya, sudah lahir generasi juara Olimpiade Matematika, Fisika!"
"Kerusakan yang generasi Kakek buat terlalu pesat, berbalik dari pengekspor jadi pengimpor minyak bumi, membawa bangsa kita tenggelam dalam bencana korupsi!" tegas bocah. "Sedang meski generasi kami juara Olimpiade Matematika dan Fisika, pengetahuan itu belum aplikabel, perlu beberapa generasi mengaplikasikannya dalam praksis dan teknologi! Kekurangan waktu untuk aplikasi itu berakibat bangsa kita sempat menjadi konsumen produk bangsa-bangsa lain yang dengan keunggulan itu memperhamba bangsa kita secara ekonomis, kemudian secara politis! "
"Mungkin karena itu, Sondang Hutagalung, aktivis Universitas Bung Karno, membakar diri di depan Istana Merdeka hingga akhirnya tewas?" entak kakek. "Karena generasi Kakek terus keranjingan korupsi dari menguras sumur kering, dan mengail di lubuk yang langka ikan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar