"DPR akhirnya menuntaskan pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru yang diketuai Abraham Samad dengan empat wakil ketua, Bambang Widjoyanto, Adnan Pandu Pradja, Zulkarnaen, dan Busyro Muqoddas," ujar Umar.
"Apa pun kelebihan dan kekurangan tim baru ini, mereka menjadi tumpuan harapan rakyat yang telah kecewa kepada kinerja KPK selama ini yang terlalu asyik bermain jebakan sehingga realitas korupsi terus bertimbun dengan ekses pembusukannya pada sistem kian parah!"
"Apa pun kelebihan dan kekurangan tim baru ini, mereka menjadi tumpuan harapan rakyat yang telah kecewa kepada kinerja KPK selama ini yang terlalu asyik bermain jebakan sehingga realitas korupsi terus bertimbun dengan ekses pembusukannya pada sistem kian parah!"
"Bahkan, kasus yang sudah tersingkap saja penggarapannya tidak maksimal, seperti kasus Century, kasus wisma atlet, serta kasus mafia pajak dan mafia hukum terkait dengan Gayus Tambunan, yang seharusnya bagian pentingnya ditarik KPK untuk menuntaskan!" timpal Amir.
"Ke depan, KPK diharapkan bekerja lebih profesional dengan prioritas pada kasus-kasus besar yang sudah jadi wacana publik—seperti kasus pusat pembinaan atlet di Hambalang Bogor terkait dengan proyek Rp1,3 triliun yang sudah diungkap Nazaruddin! Selain itu, kebetulan Abraham Samad dari Makassar, singkapkan kasus transmigrasi fiktif yang sudah bukan rahasia umum lagi di Sulsel!"
"Kalau penindakannya tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih, banyak kasus besar yang justru mendatangi KPK!" tegas Umar. "Sebaliknya, kalau pandang bulu dan tebang pilih, ditelusuri ke mana pun terselubung kriteria yang menumpulkan pedang KPK! Itulah yang cenderung terjadi selama ini sehingga kasus yang gamblang masalahnya jadi selalu kekurangan bukti! Hal itu juga terlihat pada pengembangan kasus Nazaruddin!"
"Pokoknya KPK dengan pimpinan terbaru nanti diharapkan lebih tegas dan lebih tajam daripada yang sebelumnya!" timpal Amir. "Dengan organisasinya yang relatif kecil tapi harus membersihkan korupsi di seantero negeri yang sangat luas, KPK harus bisa bekerja seperti ragi—dengan hanya sedikit ragi bisa membuat sebakul besar singkong jadi tapai atau peuyeum semua!"
"Tapi bagaimana caranya agar KPK bisa jadi ragi meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis bangsa, dari singkong menjadi tapai?" potong Umar.
"Bukan hanya pembangunan perlu pemerataan, keadilan, penegakan hukum, dan penaburan ragi juga!" tegas Amir. "Jadi, KPK harus bisa mengatasi keterbatasan atau kecilnya organisasi sehingga cekaman ancamannya sebagai superbody—bisa mencokok koruptor di pojok mana pun negeri ini—harus dibuktikan! Jika kehadiran KPK bisa terasa di setiap sudut negeri ini, fungsinya memberantas korupsi mulai berjalan efektif!"
"Ke depan, KPK diharapkan bekerja lebih profesional dengan prioritas pada kasus-kasus besar yang sudah jadi wacana publik—seperti kasus pusat pembinaan atlet di Hambalang Bogor terkait dengan proyek Rp1,3 triliun yang sudah diungkap Nazaruddin! Selain itu, kebetulan Abraham Samad dari Makassar, singkapkan kasus transmigrasi fiktif yang sudah bukan rahasia umum lagi di Sulsel!"
"Kalau penindakannya tidak pandang bulu dan tidak tebang pilih, banyak kasus besar yang justru mendatangi KPK!" tegas Umar. "Sebaliknya, kalau pandang bulu dan tebang pilih, ditelusuri ke mana pun terselubung kriteria yang menumpulkan pedang KPK! Itulah yang cenderung terjadi selama ini sehingga kasus yang gamblang masalahnya jadi selalu kekurangan bukti! Hal itu juga terlihat pada pengembangan kasus Nazaruddin!"
"Pokoknya KPK dengan pimpinan terbaru nanti diharapkan lebih tegas dan lebih tajam daripada yang sebelumnya!" timpal Amir. "Dengan organisasinya yang relatif kecil tapi harus membersihkan korupsi di seantero negeri yang sangat luas, KPK harus bisa bekerja seperti ragi—dengan hanya sedikit ragi bisa membuat sebakul besar singkong jadi tapai atau peuyeum semua!"
"Tapi bagaimana caranya agar KPK bisa jadi ragi meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis bangsa, dari singkong menjadi tapai?" potong Umar.
"Bukan hanya pembangunan perlu pemerataan, keadilan, penegakan hukum, dan penaburan ragi juga!" tegas Amir. "Jadi, KPK harus bisa mengatasi keterbatasan atau kecilnya organisasi sehingga cekaman ancamannya sebagai superbody—bisa mencokok koruptor di pojok mana pun negeri ini—harus dibuktikan! Jika kehadiran KPK bisa terasa di setiap sudut negeri ini, fungsinya memberantas korupsi mulai berjalan efektif!"
0 komentar:
Posting Komentar