"PEMBANGUNAN ahistoris berarti tak berakar pada perkembangan masyarakatnya, mencabut warga dari akar budayanya. Harfiahnya, pembangunan yang dilakukan tanpa belajar dari sejarah!" ujar Umar. "Pada kasus modernisasi Pelabuhan Panjang dengan crane baru yang menghabisi sumber penghidupan ratusan buruh, sopir truk dan ribuan keluarganya, pembangunan dilakukan tanpa belajar dari sejarah—sudah sejak ambang Renaisans kisah Don Quissote sudah wanti-wanti teknologi bisa 'membunuh' banyak orang dengan menghabisi sumber penghidupannya!"
"Don Quissote, pahlawan moralis fiksional itu berjasa bagi dunia Barat untuk tak gegabah dalam modernisasi masyarakat dengan teknologi!" sambut Amir. "Masalahnya, setiap teknologi dibuat dengan latar belakang ideologi tertentu sehingga sering tidak sesuai ketika diterapkan pada masyarakat di luar ideologinya! Mahatma Gandhi dalam Satiagraha tegas menolak mesin tenun modern yang menghabisi pekerjaan jutaan penenun tradisional negerinya sehingga bahkan dia menenun sendiri kain yang dipakainya! Bayangkan kalau di setiap unit pekerjaan dipasang mesin menggantikan ribuan pekerja, di laut dibebaskan pukat harimau, mayoritas rakyat cuma jadi penonton modernisasi tanpa pekerjaan, tanpa sumber penghidupan!"
"Lebih parah lagi, karena mesin itu buatan negara kuat, kita belum bisa membuatnya sendiri, bukan saja kita jadi tergantung secara teknologis pada negara sumber teknologi, melainkan juga secara ekonomis dan kemudian politis, kita pun berhamba!" tegas Umar. "Selain keberhambaan antarbangsa, teknologi juga tak punya perasaan, tak punya tepo seliro! Selayak pemujaan terhadap berhala berupa sebuah crane, tanpa tepo seliro ribuan buruh, sopir truk dan keluarganya dikorbankan, dihabisi sumber penghidupannya!"
"Dengan begitu, selain pembangunan dilakukan secara ahistoris, juga tanpa rasa kemanusiaan—demi sebuah berhala berupa crane!" timpal Amir. "Untuk itu wajar salut pada Don Quissote yang sejak 500 tahun lalu sudah wanti-wanti agar tidak gegabah dengan teknologi!"
"Intinya, harus dijaga orientasi pembangunan adalah manusia, warga bangsa! Jangan sekalipun memberhalakan memuja suatu benda dengan mengorbankan manusia dan penghidupannya!" tegas Umar. "Bukan antiteknologi, bahkan justru disarankan penggunaan teknologi maju, tapi dipilih yang meningkatkan produktivitas dan martabat manusianya, bukan yang merendahkan dan menghabisi penghidupannya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar