"DARI pernyataan anggota DPR Effendy Simbolon di Metro TV, Jumat (13-1), diketahui pembatasan BBM subsidi terhadap mobil pelat hitam yang akan dilakukan mulai 1 April 2012 ternyata belum dibahas dan disetujui DPR!" ujar Umar. "Simbolon mengingatkan agar pemerintah tidak mem-fait-accompli rakyat pembayar pajak pemakai mobil pribadi karena subsidi BBM dalam APBN memang diberikan buat mereka!"
"Pernyataan itu sejalan UU APBN 2012 yang telah mengalokasikan subsidi BBM Rp123,6 triliun! Lebih rendah dari UU APBN Perubahan 2011 Rp129,7 triliun yang realisasinya jadi Rp165,2 triliun!" timpal Amir. "Hal penting dari Simbolon, pertamax yang akan dipaksakan sebagai pengalihan dari premium itu sepenuhnya produk impor, sedang premium produksi Pertamina!"
"Simbolon menggelitik, dalam pembatasan BBM bersubsidi yang dipaksakan tanpa dasar hukum jelas itu, kepentingan siapa sebenarnya yang dimenangkan dengan pengalihan 20 juta kiloliter dari premium produk Pertamina ke pertamax impor?" tukas Umar. "Lebih lagi, para pemilik mobil kelas atas selama ini sudah memakai pertamax!"
"Selain dalam UU APBN 2012 belum ada ketentuan pemakaian dana hasil pembatasan BBM subsidi, baru ancang-ancang untuk memperbaiki jalan yang disampaikan secara verbal, bisa bertambah faktor negatif di balik rencana tersebut!" timpal Amir. "Masalahnya, belakangan ini penggunaan APBN untuk kepentingan terbatas elite (eksekutif dan legislatif) cenderung semakin tak terkendali!"
"Justru itu nanti bisa dijadikan alasan menolak kebijakan tersebut dari kelas menengah bawah, yang sebagian besar menggunakan mobil odong-odong berpelat hitam sebagai sarana usaha—seperti antar-jemput anak sekolah, sampai aneka kegiatan mendukung usaha kecil!" tegas Umar. "Beda dengan petani yang diam berpuluh-puluh tahun dikalahkan tak kebagian tanah untuk bertani, 'kelas menengah odong-odong' tak bisa dianggap remeh karena mereka mampu membangun tekad bersama, sekaligus bisa nekat bersama—apalagi ada politisi mengipasinya!"
"Pokoknya masih perlu sosialisasi lebih efektif lagi untuk membuat 'kelas menengah odong-odong' memahami, tujuan pemerintah membatasi BBM subsidi lebih penting dari pengorbanan mereka dengan membayar pertamax untuk mobil odong-odong-nya!" timpal Amir. "Sebab, kampanye konversi BBM ke gas sekarang tertuju pada angkot dan taksi yang mobil pelat kuning mereka BBM-nya justru masih disubsidi—tak kena pembatasan BBM! Sosialisasi yang tak kena sasaran!" ***
_
0 komentar:
Posting Komentar