"INDONESIA bisa jadi negeri termalang di dunia!" ujar Umar. "Sudah puluhan politikusnya di DPR dipidana sebagai politikus korup! Lalu, parlemen tempat politikus nasional berkiprah boros sekali! Untuk parfum dan kalender meja anggota saja habis Rp2,9 miliar! Pemborosan DPR dahsyat! Rehab WC Rp2 miliar, tempat parkir Rp3 miliar, ruang Badan Anggaran Rp20 miliar! Itu terjadi saat rakyat Ciujung—50 km dari DPR—terbenam banjir hingga mengungsi ke jalan tol, dua hari cuma terima bantuan tiga bungkus mi instan!"
"Di Prancis, gara-gara borosnya Ratu Antoinette—permaisuri Raja Loeis XVI—rakyatnya digerakkan kelas menengah (borjuis) bangkit melakukan revolusi paling terkenal di dunia!" sambut Amir. "Kita tentu tidak berharap rakyat Indonesia meniru sejarah Prancis yang terkenal dengan guilotinnya itu! Tapi mengingatkan tak salah, bahwa kesabaran rakyat ada batasnya! Di Langkat (Sumatera Timur) 1948 meletus revolusi sosial, menghabisi bangsawan mirip revolusi Prancis!"
"Meski demikian harus dipilah politikus korup dari parlemen boros!" tegas Umar. "Karena, meski sudah banyak politikus dipenjarakan, tentu tak semua politikus korup! Contohnya pernyataan yang sering nongol di televisi, kemarin terima dari A, hari ini terima dari B, inkosisten!"
"Pernyataan kemarin terima dari A, hari ini terima dari B, bukan inkonsisten! Tapi terima dari banyak pihak dan banyak sumber dari hari ke hari!" tukas Amir. "Mungkin begitulah gaya politikus korup, pintar memelintir pernyataan yang mengarah ke dirinya!"
"Soal parlemen boros bisa seperti kata Ketua DPR Marzuki Alie, itu urusan Setjen!" tegas Umar. "Itu logis! Misalnya rehab WC, selama ini kan selalu ada anggaran pemeliharaan gedung DPR, rusak kecil-kecil di sana-sini diperbaiki! Lalu, ke mana dipakai dana perawatan itu kalau tiba-tiba mayoritas WC rusak parah! Juga pengharum dan almanak meja yang Rp2,9 miliar, harus diaudit semua itu!" "Bisa saja Setjen dijadikan kambing hitam!" timpal Amir. "Tapi anggota DPR menyukai pemanjaan diri mereka! Seperti saat Setjen bagi laptop seharga Rp20 juta, di koran para legislator ribut, tapi fasilitasnya diterima! Juga program ke luar negeri, sekali jalan semua komisi habis anggaran Rp200-an miliar!" "Dilihat dari anggaran DPR setahun nyaris Rp3 triliun sedang hasilnya tak dilihat dan dirasakan rakyat, sebaliknya yang terekspos anggota DPR malas sidang kalau hadir ngantuk atau main video porno, perlu konsep gemilang untuk memperbaiki citra politikus parlemen!" tegas Umar. "Entah apa jadinya jika malah menjadi-jadi mengumbar citra buruk tersebut!" ***
"Soal parlemen boros bisa seperti kata Ketua DPR Marzuki Alie, itu urusan Setjen!" tegas Umar. "Itu logis! Misalnya rehab WC, selama ini kan selalu ada anggaran pemeliharaan gedung DPR, rusak kecil-kecil di sana-sini diperbaiki! Lalu, ke mana dipakai dana perawatan itu kalau tiba-tiba mayoritas WC rusak parah! Juga pengharum dan almanak meja yang Rp2,9 miliar, harus diaudit semua itu!" "Bisa saja Setjen dijadikan kambing hitam!" timpal Amir. "Tapi anggota DPR menyukai pemanjaan diri mereka! Seperti saat Setjen bagi laptop seharga Rp20 juta, di koran para legislator ribut, tapi fasilitasnya diterima! Juga program ke luar negeri, sekali jalan semua komisi habis anggaran Rp200-an miliar!" "Dilihat dari anggaran DPR setahun nyaris Rp3 triliun sedang hasilnya tak dilihat dan dirasakan rakyat, sebaliknya yang terekspos anggota DPR malas sidang kalau hadir ngantuk atau main video porno, perlu konsep gemilang untuk memperbaiki citra politikus parlemen!" tegas Umar. "Entah apa jadinya jika malah menjadi-jadi mengumbar citra buruk tersebut!" ***
0 komentar:
Posting Komentar