“DALAM mengatasi masalah, pejabat kita suka membuat alternatif yang merepotkan!” ujar Umar. “Terakhir alternatif dua harga BBM bersubsidi, un tuk angkutan umum dan mo tor tetap Rp4.500/liter, untuk kendaraan pribadi Rp6.500/ liter! Repotnya, putusan itu tak bisa segera dilaksanakan karena harus disiapkan dahulu SPBU untuk setiap harga!”
“Sungguh merepotkan!” timpal Amir. “Itu pun masih belum cukup! Saat pelaksana an nanti, akan dipasang pula kamera pengintai yang mencatat kendaraan yang telah mengisi di satu SPBU, akan ditolak mengisi di SPBU lain pada hari yang sama! Bayangkan repotnya kalau sistem itu efektif! Sopir angkot yang pagi pagi cuma punya modal beli bensin 5 liter, usai dua rit mau mengisi lagi
ditolak SPBU!”
“Tapi, tak cuma efektifnya kontrol merepotkan itu diragu kan DPR! Kelengkapan fasilitas nya untuk seantero negeri juga telah terbukti tak terjamin!” tegas Umar. “Contohnya larangan beli BBM pakai jeriken di SPBU dengan janji akan dibangun SPBU khusus buat nelayan! Buk tinya, ribuan nelayan di pantai Jawa dan Sumatera—apalagi pulau lain jauh dari mata peja bat pusat—berminggu minggu tak melaut karena tak bisa beli BBM pakai jeriken!”
“Karena banyak hal baru harus disiapkan, alternatif mengurangi subsidi yang se harusnya lebih cepat lebih baik, malah tak bisa segera dilaksanakan!” tukas Amir. “Di lain sisi, tujuan melakukan penghematan maksimal justru menuntut pengeluaran biaya ekstra untuk penyiapan peran ti baru pelaksanaannya!”
“Begitulah repotnya pelak sanaan alternatif dari pejabat, karena secara umum pada dasarnya pejabat di negeri kita memang tak bisa bekerja efektif, efisien, dan ekonomis!” timpal Umar. “Untuk membuktikan borosnya pejabat meng gunakan anggaran mudah sekali, nyaris dalam semua bidang! Salah satu contohnya yang dilakukan banyak satker,pegawai yang sudah ada saja
kebanyakan santainya daripa da kerja, tapi masih mengaju kan formasi baru CPNS, bahkan juga pegawai honorer!”
“Formasi baru CPNS itu men capai superspesialis yang tak ada kerjaannya—semisal spe sialis kuping wanita sebelah kiri!” tukas Amir. “Hingga, formasi baru CPNS seLam pung pada 2013 lebih 35 ribu orang—gajinya saja bisa lebih besar dari hasil penghematan subsidi BBM mobil pribadi di daerahnya! Oh repotnya!” ***
0 komentar:
Posting Komentar