Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Model Pendidikan Berwasangka!

"PARA Guru Besar di kampus mengembangkan ilmu keguruan dan pendidikan serta mencetak guru berstandar universal! Di sisi lain, birokrasi pendidikan di semua tingkatan dengan otoritas kekuasaan pemerintah tak henti berpraktek model pendidikan berwasangka!" ujar Umar. "Contoh model itu UN berwasangka korupsi tender pengadaan soal dan distribusinya, hingga Presiden menyuruh hal itu diaudit!" 

"Di level kota, buku liar tanpa tim pengarang dan penerbit kredibel dimasukkan ke sekolah untuk dibeli dengan Biaya Operasional Sekolah (BOS)--dana berasal dari uang pajak rakyat yang mengundang wasangka tak sesuai Juknis, petunjuk teknis penggunaannya!" timpal Amir. "Buku liar itu dicetak 60 ribu eksemplar untuk kota Bandar Lampung, dengan harga Rp52 ribu per eks, artinya sekali pukul menyedot dana BOS sebesar Rp3,12 miliar!"

"Lucunya, karena per sekolah bisa kena tagih Rp4,5 juta lebih, sekolah harus mencicilnya sampai beberapa bulan dengan dana BOS yang terbatas!" tukas Umar. "Lebih lucu lagi, buku itu untuk Semester I 2013 yang tersisa dua bulan lagi! Akibatnya, selain cicilannya dilakukan sampai setelah masa berlaku buku itu habis, buku itu juga dengan sendirinya tak berlaku pada 1 Juli 2013, karena pada hari itu berlaku Kurikulum 2013 dengan materi belajar mengajar yang sama sekali baru!" 

"Kalau begitu buat apa dana BOS dihamburkan untuk buku yang segera tak berlaku dalam waktu singkat lagi, utamanya dengan masuk era Kurikulum 2013?" kejar Amir. "Paling tidak untuk membuktikan ke publik, begitulah model pendidikan bewasangka!" tegas Umar. 

"Uniknya, kalau di tingkat nasional munculnya wasangka cepat mengundang reaksi, tak kepalang reaksi dari Presiden agar segera diaudit--diselidiki gejala korupsinya--di daerah para pemimpin pemerintahannya, termasuk dari kalangan wakil rakyat, tampak tenang-tenang saja!" "Mungkin karena di daerah model pendidikan berwasangka itu sudah dianggap biasa, maka para pemimpin di daerahnya juga telah merasa terbiasa--kulino!" timpal Amir. 

"Akhirnya bisa menjadi seperti peribahasa Jawa, witing tresno jalaran songko kulino--awal cinta disebabkan dari terbiasa! Model pendidikan berwasangka dicintai para pemimpin daerah, tanpa peduli dana BOS habis tak jelas juntrungannya!" ***

0 komentar: