"DUA bom meledak di finis Boston Marathon, Massachusetts, Amerika Serikat, Senin petang waktu setempat (Selasa dini hari WIB) satu jam menjelang penutupan bursa Wall Street!" ujar Umar. "Menurut CNN Selasa pagi WIB (16-4), akibat bom itu 3 orang tewas, 144 luka, 17 di antaranya kritis, 25 luka berat, 10 korban harus diamputasi! Satu bom lagi meledak tak jauh dari finis, di perpustakaan John F. Kennedy!"
"Dampak khas serangan bom itu terjadi cepat, meski waktunya singkat menjelang penutupan bursa, harga saham Wall Street terjun bebas!" timpal Amir. "Pada penutupan Senin waktu setempat itu, indeks Dow Jones anjlok 265,86 poin (1,79%), diikuti indeks S&P 500 (turun 2,30%) dan indeks Nasdaq (turun 1,94%)."
"Dampak itu kecil artinya buat serangan bom pertama sejak serangan ke WTC 11 September 2001!" tegas Umar. "Apalagi dilihat dari kondisi korban ledakan bom di tengah kerumunan itu menunjukkan berdaya ledak rendah—gedung-gedung di sekitarnya tak mengalami kerusakan berarti—terkesan kualitas bom di bawah bom jalanan sehari-hari di Irak dan Afghanistan!"
"Kayaknya pelaku lebih cenderung hanya untuk mempermalukan pemerintah AS yang stelsel keamanannya masih bisa ditembus!" timpal Amir. "Tanpa kecuali, atas acara maraton yang diikuti pelari-pelari dunia—dengan bendera negara peserta dikibarkan berbaris sepanjang jalan yang dilalui! Itu mempersulit memastikan kelompok tertentu sebagai pelakunya!"
"Tapi modusnya dibuat mirip serangan ke WTC, dua serangan ke sasaran utama dan serangan ketiga ke sasaran lain—dalam serangan 9-11 ke Pentagon!" tegas Umar. "Kalau pelakunya pihak lain, pasti untuk mengalihkan agar fokus penyelidikan menjurus ke kelompok 9-11!"
"Siapa pun pelakunya, jelas bom itu telah menampar pemerintahan Obama yang terbukti keamanan negerinya masih bisa ditembus!" timpal Amir. "Sekaligus itu menjadi peringatan bagi pemerintah negara-negara lain, kalau stelsel keamanan AS yang sangat tangguh saja bisa ditembus, apalagi negara lain!"
"Tapi lebih memalukan bagi AS, teroris yang satu dekade lebih mereka udak-udak ke Afghanistan, Irak, Pakistan dan sejumlah negara Afrika, ternyata sarangnya justru di dalam negerinya sendiri!" tukas Umar. "Tungau di seberang samudera dikejar-kejar, bom di pelupuk mata yang meledak!" ***
0 komentar:
Posting Komentar