"MENTERI Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini menilai potensi wisata di daerah tertinggal sangat besar karena memiliki lokasi destinasi yang indah!" ujar Umar. "Misal di Sumbar, tak ada lawannya dibandingkan destinasi wisata di Malaysia! Tapi wisatawan ke Malaysia 28 juta orang, sedang ke Indonesia 7 atau 8 juta orang setahun!" (detikcom, 15-4)
"Helmy meminta para bupati daerah tertinggal menggarap potensi wisata di daerahnya!" sambut Amir. "Untuk itu, dana alokasi khusus (DAK) daerah tertinggal untuk infrastruktur dasar—jalan, air bersih, listrik—dinaikkan dari Rp30 miliar—Rp40 miliar jadi Rp80 miliar! Tahun depan diusahakan jadi Rp100 miliar!"
"Wisata memang sumber utama devisa masa depan!" tegas Umar. "Helmy benar, wisata kita kalah dari Malaysia pada infrastruktur! Maka itu, jika infrastruktur menuju destinasinya diperbaiki, ketika kelak jaringan infrastruktur nasional dan provinsi membaik, juga promosi nasional-internasional kian mantap, wisata daerah tertinggal bisa meraih peluang!"
"Namun, perlu disadari, wisata tergolong bisnis multimiliar dolar!" timpal Amir. "Turis dari luar negeri diangkut pesawat berbadan lebar yang sebagian besar dioperasikan maskapai asing! Daerah tujuan wisata harus membangun bandara internasional yang landas pacunya panjang, lebar, dan kuat didarati pesawat berbobot lebih 500 ton!"
"Untuk menampung rombongan turis asing itu harus dibangun hotel-hotel besar—bintang 4 ke atas—biaya membangun per unitnya ratusan miliar rupiah!" sela Umar. "Lalu untuk mereka jalan-jalan ke daerah tujuan wisata, selain harus disiapkan bus pariwisata superluks, juga dibangun jaringan jalan bebas hambatan!" "Tampak, devisa turis asing pertama masuk kas maskapai penerbangan, juragan hotel dan restoran bintang 4 ke atas, lalu pengusaha bus wisata!" tegas Amir.
"Sedang di lokasi tujuan wisata, uang turis cuma untuk parkir bus, jajan cendol dan rujak cingur—kalau doyan! Padahal untuk mendatangkan turis asing, daerah tujuan wisata harus membangun bandara internasional dan jalan bebas hambatan!" "Tak ayal, pemandangan unik di tujuan wisata daerah tertinggal justru lestarinya kemiskinan masyarakat!" timpal Umar. "Sebab, dari devisa yang dihasilkan wisata, sedikit yang sampai ke warga daerah tertinggal!" ***
0 komentar:
Posting Komentar