Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Awas Penipu ‘Online’, Uang Sirna!

"PENIPUAN berkedok transaksi bisnis online—melalui internet—kian marak dengan skala global!" ujar Umar. "Survei Kaspersky Consumer Security Risks Juni—September 2013 mencatat, 41% korban yang kehilangan uang akibat penipuar siber gagal mendapatkan kembali uang mereka!" (detikNews, 31-8)

"Banyak pihak dirugikan oleh pelaku yang skema kerjanya secara terencana memang untuk melakukan penipuan berkedok bisnis online!" timpal Amir.

"Meskipun sasaran utamanya konsumen pengguna internet, pihak bank (e-banking), pengelola transaksi online (e-payment), sampai toko online harus ikut menanggung kerugian praktik penipuan!" "Survei itu menemukan 45% korban berhasil mendapatkan kembali uang mereka secara penuh, 14% mendapatkan kembali sebagian, tetapi 41% lainnya tak berhasil mendapatkan kembali sepeser pun uang mereka!" tegas Umar. 

"Sayangnya, Kaspersky tak menyebutkan modus-modus penipuan oleh para penjahat siber tersebut, mungkin untuk menghindari peniruan! Namun, survei itu penting untuk mengingatkan pengguna internet agar tak sembarangan melakukan transaksi online, serta pihak terkait terus meningkatkan keamanan sistem transaksi elektronik!" 

"Di Indonesia para pengelola transaksi online menyediakan daftar toko online yang mereka rekomendasi! Artinya, di luar daftar yang sudah teruji kredibilitasnya itu, konsumen sebaiknya berhati-hati!" timpal Amir. "Namun, kebanyakan konsumen enggan menyimak rekomendasi seperti itu! Akibatnya, penipu malah leluasa bermain di belantara dunia maya!" 

"Tantangan itu yang mendorong para pelaku bisnis online untuk meningkatkan terus jaminan keamanan peranti transaksinya!" tukas Umar. "Pihak berwajib juga harus terus meningkatkan kemampuan mengantisipasi perkembangan cyber crime yang relatif pesat! Selalu ada modus baru yang harus bisa cepat ditangkal sebelum banyak jatuh korban!" 

"Meskipun demikian, di balik segala bentuk sistem keamanan online yang disiapkan, faktor utama dalam kasus penipuan justru korbannya, yang mudah terperdaya (oleh gombalan) dan kurang hati-hati!" timpal Amir. "Untuk itu, jangan ceroboh jika melakukan transaksi online!" *** 


0 komentar: