"SETELAH bagi-bagi sembako dan materi lain akhirnya ditentukan pemilih oleh paket siapa paling 'berbobot' saat terakhir, kini muncul modus baru: pemilih pascabayar!" ujar Umar.
"Transaksinya usai mencoblos, membuktikan ia telah memilih calon yang membayarnya!"
"Bagaimana cara membuktikan bahwa ia telah memilih pasangan calon tersebut?" sela Amir.
"Ia tunjukkan gambar pilihannya dalam bilik suara yang ia potret pakai hape!" jelas Umar.
"Kalau begitu caranya, ia bisa memilih lebih dari satu asal gambar yang dia pilih tidak berjejer!" timpal Amir. "Meski harus bawa hape lebih dari satu, sebab juru bayar pembeli suara pasti sudah dilatih memeriksa file foto hape!"
"Tapi menangkalnya mudah!" tegas Umar.
"Cukup melarang setiap pemilih membawa hape ke bilik suara! Itu yang dilakukan KPUD Kota Tangerang pada pemilihan wali kota Sabtu (31-8). Isu pemilih pascabayar itu sempat merebak luas di kota itu sehingga perlu dibuat surat larangan bawa hape ke bilik suara dari KPU Banten!"
"Aturan boleh-boleh saja dibuat, tapi kalau niat sudah kuat penyerahan hape dan pemeriksaan tubuh bisa diakali juga!" tukas Amir.
"Bisa saja yang diserahkan ke petugas TPS hape anak, sedang hape yang ia sembunyikan di tempat kurang layak diraba petugas tetap lolos!"
"Tapi tak banyak orang yang mau dan mampu melakukan penyelundupan hape ke bilik suara begitu!" timpal Umar.
"Artinya, kalaupun kecurangan seperti itu dilakukan, hasilnya tak signifikan dalam menambah suara!"
"Jangan dikira hanya jumlah suara besar yang harus diperoleh lewat kecurangan!" tukas Amir. "Pada persaingan amat ketat, selisih suara hanya dalam bilangan kecil, kecurangan untuk mengurangi perolehan suara pesaing dan mengalihkan ke perolehan suara dirinya, justru menjadi penentu kemenangan!
Atau ketika banyak calon berebut suara hingga untuk meraih suara mencapai batasan minimal saja sulit, sedikit suara yang mendongkraknya melewati batasan minimal dan memenangi pemilukada, jadi amat besar artinya!"
"Kebutuhan itu membuat aneka cara curang selalu muncul dalam pemilukada!" ujar Amir. "Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan!
Dan tujuannya cuma memuaskan nafsu berkuasa, bukan tulus berusaha membebaskan rakyat (utama yang miskin) dari kesengsaraan hidup mereka!" ***
0 komentar:
Posting Komentar