"MASALAHNYA, kenapa 'Trio Monster'—penguasa (politikus), birokrat, kapitalis—mengorbankan buruh dan petani demi pertumbuhan ekonomi yang mereka nikmati dan dijadikan legitimasi kekuasaan?" tukas Umar. "Benarkah itu implementasi Pancasila, di masa Orde Baru jadi senjata menggilas lawan politik penguasa?"
"Strategi ekonomi mengorbankan kaum lemah itu penyimpangan serius Pancasila karena bertentangan dengan esensi Ketuhanan Yang Maha Esa dan peri-Kemanusiaan yang adil dan beradab!" tegas Amir. "Menindas petani dengan menekan harga beras produksi mereka semurah mungkin sepanjang masa demi upah buruh termurah di dunia, jelas bukan simpul Pancasila! Itu pemikiran sesat yang membuat simpul gampangan demi nikmat kekuasaan tanpa peduli mengorbankan kaum lemah!"
"Apakah mungkin dan ada contohnya, sistem ekonomi berporos kepentingan kaum lemah, terutama petani dan buruh?" kejar Umar.
"Jawabnya mungkin, contohnya Jepang!" tegas Amir. "Harga beras di Jepang dipatok 300 yen/kg—setara Rp30 ribu—lalu upah buruh dan gaji pegawai rendahan serta lainnya disesuaikan ke poros itu! Itu jadi komitmen semua elemen bangsa hingga kesejahteraan petani dan buruh selalu terjamin dekade ke dekade!"
"Baru ingat aku, Sinzo Abe—kini terpilih lagi jadi perdana menteri—2007 mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Jepang berkat tekanan publik yang kuat akibat ia membuat kebijakan yang merugikan petani—15 persen dari populasi!" sambut Umar.
"Itu bertolak dari komitmen tadi tentunya! Dan berporos harga beras tadi, upah buruh bangunan di Prefektur (Provinsi) Nagoya menurut cerita teman 1.500 yen/jam! Jadi sehari 8 jam kerja setara Rp1,2 juta, lebih besar dari UMP buruh Lampung 2013 Rp1.150.000/bulan!"
"Upah buruh bangunan itu gambaran upah buruh dan pegawai rendahan di Jepang!" tegas Amir.
"Dibawa ke cara berpikir elite kita, pasti terlihat itu ekonomi biaya tinggi! Padahal, biaya tinggi ekonomi kita berada pada korupsi, pungli, gratifikasi dan sejenisnya! Kalau kanker KKN elite penguasa dan birokrasi itu bisa disembuhkan, lalu dayanya dialihkan menjadi advantage perekonomian riil petani dan buruh, sistem ekonomi sesuai kaidah Ketuhanan Yang Maha Esa dan peri-Kemanusiaan yang adil dan beradab bisa diwujudkan!" *** (HABIS)
0 komentar:
Posting Komentar