Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Garis Kemiskinan Sabang-Merauke!

"DATA Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2013, jumlah warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 28,07 juta orang atau 11,37 persen dari total penduduk!" ujar Umar. "Kalau orang miskin sebanyak itu dibariskan satu meter seorang dari Sabang ke Merauke—jaraknya 5.236 km—menjadi lima baris lebih!" "Itu pun sudah syukur, dibanding September 2012 warga di bawah garis kemiskinan masih 28,59 juta orang atau 11,66 persen!" timpal Amir. 

"Tapi, penting membuat gambaran yang mengesankan betapa besar masalah kemiskinan di negeri kita! Seperti gambaran jika dibariskan dari Sabang sampai Merauke bisa terbentuk lima baris lebih! Gambaran itu cukup menyengat, hingga masalah kemiskinan tak layak dipandang sepele justru oleh orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab dalam hal itu!"

"Sewaktu masalah itu disinggung di media sosial, seorang teman bertanya, berapa garis kemiskinan BPS pada Maret 2013 itu?" tukas Umar. "Garis kemiskinan BPS pada Maret 2013 Rp271,626 per jiwa per bulan, naik dari Rp259,520 per jiwa per bulan pada September 2012! 

Peningkatan jumlah orang miskin diperkirakan terjadi September 2013 dibanding Maret 2013 karena terjadinya inflasi signifikan akibat kenaikan harga BBM 17 Juli!" "Akhir September ini akan dibuktikan dengan data BPS, apakah asumsi pemerintah bahwa beban kenaikan harga BBM bersubsidi pada warga miskin cukup diatasi dengan dana kompensasi BLSM?" timpal Amir. 

"Jika target pemerintah menurunkan angka kemiskinan pada akhir 2013 jadi 10,5 persen tercapai, berarti asumsi pemerintah benar. Tapi ada prediksi, bukan saja target itu tak tercapai, bahkan jumlah warga miskin akan kembali naik! Artinya, kebijakan pemerintah berakibat menggagalkan sendiri targetnya menurunkan angka kemiskinan!" 

"Anggota Komisi XI DPR, Arif Budimanta, malah memprediksi, akibat harga BBM bersubsidi naik itu jumlah orang miskin akan bertambah satu sampai dua persen pada hasil pendataan BPS September ini!" (ROL, 18-8) tegas Umar. 

"Itu tak terjadi jika kebijakan pemerintah benar-benar pro-poor, bukan sekadar retorika! Untuk itu pemerintah layak menyadari, jadi lebih lima baris warga miskin kita jika dibariskan semeter seorang dari Sabang sampai Merauke!" ***

0 komentar: