Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Buntut Demokrat-Republik AS Rujuk!

"RUJUKNYA Demokrat-Republik di Kongres AS mengakhiri krisis fiskal dengan shutdown dan ancaman gagal bayar utang pemerintah—punya buntut pada ekonomi Indonesia!" ujar Umar. "Rujuk yang menguatkan dolar akan menekan rupiah, kian sehatnya ekonomi AS menyedot investasi jangka pendek (di bursa saham) tertarik iklim positif ekonomi negerinya!" 

"Salah satu masalah dalam usaha menciptakan keseimbangan baru atas perubahan di AS itu justru usaha kita menekan impor untuk mengatasi defisit neraca perdagangan, yang ternyata dilakukan dengan mereduksi impor barang modal dan bahan baku!" timpal Amir.

"Dengan itu produksi, penjualan, dan konsumsi domestik menurun! Skala ekonomi domestik mengecil, pertumbuhan pun melambat!" "Melambatnya pertumbuhan oleh mengecilnya skala ekonomi dengan turunnya produksi, penjualan dan konsumsi itu berlawanan arah dengan kewajiban membayar utang yang terus meningkat, hingga defisit neraca pembayaran yang triwulan II 2013 mencapai 4,4% dari PDB (jauh melampaui toleransi 2,5% PDB) itu bisa memburuk!" tegas Umar. 

"Celakanya, pemangkasan barang modal dan bahan baku itu selain mengurangi produksi dan konsumsi yang menjadi andalan PDB, peningkatan PPN-BM sampai 200% membuat harga barang tinggi hingga orang ogah membeli—akibatnya pendapatan pajak (andalan APBN) menurun—memperdalam defisit APBN pula!" "Itu akibat cara berpikir naif pengelolanya!" timpal Amir. 

"Mengira tiga dimensi defisit—defisit neraca pembayaran (inflow/outflow), defisit neraca perdagangan (ekspor/impor), dan defisit APBN—kalau salah satu defisit teratasi suatu kemajuan! Ternyata ketika hanya defisit neraca perdagangan diatasi dengan tarif pajak tinggi membatasi impor barang modal (yang beraspek investasi) justru memperdalam defisit neraca pembayaran karena investasi diperberat bebannya! 

Sementara menaikkan PPN-BM 200% mengurangi penjualan hingga menurunkan pajak, menambah defisit APBN!" "Penguatan dolar dan penyedotan investasi yang makin kuat oleh new deal fiskal AS itu, bisa lebih menekan usaha mengatasi defisit neraca pembayaran dan defisit APBN!" tegas Umar. 

"Sedihnya, defisit APBN selalu cuma diatasi dengan lelang SUN—surat utang negara—laju pertambahan utang pun dahsyat!" ***

0 komentar: