Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Terowongan Bawah Laut Turki Siap!

http://lampost.co/berita/terowongan-bawah-laut-turki-siap-

"TEROWONGAN bawah laut pertama yang menghubungkan dua benua, sisi Asia dan sisi Eropa Kota Istanbul, diresmikan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (29/10)," ujar Umar. "Terowongan sepanjang 1,4 km di Selat Bosphorus itu menelan biaya 3 miliar euro (Rp42 triliun). 

Menurut Erdogan, proyek itu telah digagas Sultan Abdul Medjid dari imperium Utsmaniyah (Ottoman) tahun 1860, tetapi kala itu tak ada teknologinya." (AFP/Kompas.com, 29/10) "Erdogan itu mantan wali kota Istanbul, kota berpenduduk lebih 15 juta jiwa, 2 juta orang setiap hari melintasi Selat Bosphorus melalui dua jembatan, hingga acap macet!" timpal Amir.

"Pembangunan terowongan dicanangkan 2004, tapi baru terealisasi enam tahun lalu atas bantuan dana dan teknologi Jepang, yang membuat selongsong terowongan tahan gempa! Bank of Japan memasok 735 juta euro (Rp10 triliun). 

PM Jepang Sinzo Abe diundang untuk acara peresmian terowongan itu." "Sebenarnya jadwal proyek empat tahun! Tapi-tertunda akibat penemuan arkeologis di lokasi galiannya!" tukas Umar. "Sekitar 40 ribu benda bersejarah tergali di situ, termasuk kuburan 30 kapal dari era Byzantium!" 

"Pengalaman Turki membangun terowongan 50 meter di bawah dasar laut itu, khususnya dalam mencari sumber dana dan teknologinya, bisa menjadi bandingan bagi kita sesama negeri sedang bangkit (emerging) ekonominya, terutama dalam membangun proyek sejenis—semisal jembatan Selat Sunda (JSS), yang hingga kini belum jelas pendana utama dan pilihan jenis teknologinya!" timpal Amir. 

"Untuk pendana utama, idealnya seperti terowongan Turki, sumbernya resmi didukung pemerintah negaranya! Juga teknologinya, dipilih yang sudah teruji, dikerjakan oleh pembuat atau inventor orisinal pemegang hak patennya!" 

"Sedang jembatan Selat Sunda, hingga kini sumber dana utama dan teknologinya terkesan masih mengambang, malahan dari tangan ke tangan!" tukas Umar. "Soal ini yang harus cepat dituntaskan baik oleh Pemerintah Pusat maupun konsorsium JSS—Pemprov Lampung, Banten, dan Artha Graha Group! 

Tanpa kejelasan dan ketegasan dalam dua hal itu, daya dan dana konsorsium bisa terkuras lebih berkepanjangan seiring pelaksanaan proyeknya yang berlarut-larut!" ***

0 komentar: