"PENUTUPAN pemerintah akibat Senat gagal menyepakati anggaran baru tahun fiskal 2013—2014 yang seharusnya berlaku mulai 1 Oktober mengungkap kas negara itu terancam pailit!" ujar Umar. "Setelah sejumlah pelayanan publik dihentikan, Menteri Keuangan AS Jacob Lew mengatakan, Selasa, jika sampai 17 Oktober batasan utang baru tak dinaikkan dari 16,7 triliun dolar AS, pemerintah negaranya akan pailit—tak sanggup memenuhi kewajibannya!" (Kompas.com, 2-10)
"Menolak untuk menaikkan batasan utang baru itu bargaining pertama Partai Republik, disusul menolak pelaksanaan UU Obamacare!" sambut Amir. "Kedua bargain itulah yang dimaksud Obama, Partai Republik minta jatah! (detikNews-BBC, 2-10) Jatah itu berupa konsesi politik dan fiskal, tapi Obama tegas menolak segala bentuk tawar-menawar terkait pelaksanaan UU Obamacare!"
"Lew mengirim surat ke Ketua Kongres John Boehner—tokoh Republik yang paling keras dalam konflik terakhir ini—penutupan operasi pemerintahan AS tak mengubah proyeksi, jika batas utang AS tak dinaikkan 17 Oktober, Pemerintah AS akan mengalami kegagalan membayar utang!" tukas Umar.
"Saat ini setiap bulan anggaran Pemerintah AS defisit 60 miliar dolar AS sehingga membutuhkan peningkatan batas utang untuk membiayai defisit! Kata Lew, langkah-langkah khusus kini sudah tak mampu lagi menahan semakin keringnya kas keuangan negara dan membutuhkan utang baru pada 17 Oktober!"
"Jadi tampak, konflik politik yang menajam itu setelah melumpuhkan pelayanan publik juga segera mengimbas ke krisis keuangan negara, yang dampaknya bisa diperkirakan akan sangat kompleks ke segala sendi kehidupan ekonomi bangsanya, yang kemudian dampaknya meruyak ke seantero jagat!" tukas Amir.
"Kita bisa saja dengan sedikit deflasi setelah inflasi tinggi dan surplus tipis neraca perdagangan setelah defisit fatal lantas berlagak krisis di AS itu tak bakal mengimbas kemari! Namun, jangan lupa, krismon 1977 terjadi menyusul setelah setahun lebih shutdown Pemerintah AS!"
"Mengantisipasi setiap tekanan yang datang dari pusaran badai lebih bijaksana!" tegas Umar. "Apalagi perekonomian kita sudah erat terkait kompleksitas jaringan ekonomi global! Bahkan, andalan devisa kita dolar AS!"
0 komentar:
Posting Komentar