"GUBERNUR Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih dengan gayanya di Solo, menyelesaikan masalah dengan warga di meja makan!" ujar Umar. "Pertama dia lakukan dengan 500 warga Petukangan, Jakarta Selatan, di Rumah Makan Putra Minang, Kamis (24-4). Warga yang diajak makan penolak penggusuran proyek Tol JORR W2)." (detiknews, 5/10).
"Proyek Tol JORR W2 terencana sejak 1993. Akibat krisis moneter 1997—1998 proyek terhenti, dilanjutkan lagi 2008. Namun, pelaksanaannya terganjal warga," timpal Amir.
"Kelompok lain yang diundang makan Jokowi adalah warga Waduk Pluit, Jakarta Utara, (Selasa 25/6) dan Waduk Ria Rio, Jakarta Timur, (Kamis, 26/9). Semua beda pandangan warga dan pemerintah diselesaikan di meja makan, sehingga proyek yang sempat terganjal kembali berjalan dan masalah warga terkait proyek, ganti rugi, dan penampungan diselesaikan tuntas!"
"Menjamu warga makan siang di tempat yang layak, terpenting ngewongke—memanusiakan—dengan mengangkat sederajat warga yang diundang dengan pengundangnya!" tegas Umar. "Kalau dihargai dan dihormati, manusia akan luluh dari keangkuhan maupun keras kepala yang telah berkarat sekalipun!"
"Jadi, salah kaprah orang yang menyebut gaya Jokowi itu 'lobi perut', karena mengesankan seolah orang lapar diberi makan jadi manut!" tukas Amir.
"Padahal, karena diwongke, diangkat derajat, harkat, dan martabatnya, warga
jadi bersikap menyesuaikan diri pada posisi yang semestinya itu!"
"Mengangkat gaya Jokowi sebagai bandingan buat daerah-daerah lain perlu, lebih-lebih daerah yang penguasanya gemar memakai kekerasan dalam menyelesaikan masalah dengan warganya, main bakar lapak warga, mengobrak-abriknya, malah bentrok mengadu fisik aparat yang kuat dan kekar dengan rakyat nan lemah dan ringkih!" timpal Umar.
"Padahal, tujuannya sama, menyelesaikan masalah! Dengan cara beradab seperti dilakukan Jokowi berhasil menyelesaikan masalah secara tuntas, sedang dengan cara main gebuk, kepruk, dan bakar, justru selalu menyisakan masalah jadi laten—setiap kali muncul lagi!"
"Biayanya juga lebih murah makan bersama!" tegas Amir. "Apalagi yang dihadirkan hanya wakil representatif warga terkait seperti atas warga Waduk Pluit dan Waduk Ria Rio!" ***
0 komentar:
Posting Komentar