"DALAM silaturahmi dengan wartawan dan tokoh pers di Banjarmasin pekan ini, Presiden SBY mengingatkan bahwa pers powerfull dan dirinya sebagai korban pers!" ujar Umar. "Namun, ia juga berterima kasih karena kritik dan kecaman yang dilakukan pers telah menjadi cambuk untuk melaksanakan tugas lebih baik hingga dirinya bertahan!"
“SBY berkata, 'Kalau saya tidak dikritik, dikecam sejak hari pertama saya jadi presiden, mungkin saya sudah jatuh, mungkin saya semau-maunya, mungkin gegabah dalam mengambil keputusan, mungkin kebijakan saya malah aneh-aneh, mungkin saya merasa wah saya bisa memimpin, bisa berbuat apa saja!’" timpal Amir. "Saya berterima kasih terhadap semua itu,” tegas SBY (Kompas.com, 24/10).
"Tapi pada sisi lain SBY mengingatkan media dalam era kebebasan pers ini powerfull, memiliki kekuasaan yang sangat besar!" tukas Umar. "Untuk itu, Presiden meminta agar pers bisa menjaga supaya kekuasaan tersebut tidak disalahgunakan!
Ingat Lord Acton, power tend to corrupt, absolut power corrupt absolutly!—kekuasaan cenderung korup, kekuasaan absolut korupsinya absolut pula!"
"Pengingatan dari SBY itu pantas jadi perhatian wartawan!" sambut Amir. "Tapi makna korupsi dalam kekuasaan wartawan tentu berbeda dengan penguasa—pejabat, politikus, pimpro!
Yakni dalam penyampaian informasi, semisal hanya memuat yang buruk-buruk saja, sedang yang baik-baik dikorup—disembunyikan! Atau dalam keberpihakan, hanya berpihak pada yang banyak duit atau berkuasa sehingga yang miskin kian tertindas dan tambah sengsara!"
"Tepatnya introspeksi untuk mengamalkan etika jurnalisme secara baik dan benar!" tegas Amir.
"Utamanya menghormati hak masyarakat, baik terkait hak universal untuk mendapatkan informasi (people right to know) maupun keadilan dalam pemberitaan (menghindari trial by the press), serta hak kultural dalam hidup berbudaya demi memajukan peradaban!"
"Dengan eling atau ingat selalu berorientasi pada dasar-dasar jurnalisme universal yang benar itu, diharapkan wartawan tidak terjebak korupsi dengan kekuasaan yang terkandung profesinya dalam tugas kewartawanannya!" timpal Umar. "Sebab dalam idealisme, korupsi dalam prinsip lebih buruk dari korupsi dalam bentuk material!" ***
0 komentar:
Posting Komentar