"BANK Dunia menempatkan daya saing doing business (kemudahan mulai bisnis) Indonesia tahun ini pada peringkat 120 dari 189 negara, naik dari peringkat 128 tahun lalu!" ujar Umar. "Meskipun naik delapan tingkat, daya saing Indonesia tetap rendah dibanding sesama negara ASEAN pun—Singapura (1), Malaysia (6), Thailand (18), Brunei (59), Vietnam (99), dan Filipina (108)." (Kompas.com, 29/10) "Meskipun demikian, tetap harus disyukuri peringkat daya saing kita naik delapan poin! Artinya, daya upaya memperbaikinya mencapai hasil!" timpal Amir.
"Namun, kalau sudah berusaha keras ternyata realitas daya saingnya masih sedemikian rendah, tentu harus tetap bersabar sembari menyadari ternyata baru setingkat itulah kemampuan para pemimpin birokrasi pemerintah di sektor perekonomian kita!
Karena, kemudahan berbisnis itu diukur dari dukungan layanan birokrasi dan regulasinya, yang untuk Indonesia secara umum layak diakui masih jauh dari memuaskan publik!" "Tepatnya, baru setingkat itulah kemampuan para pemimpin kita!" tegas Umar.
"Penilaian Bank Dunia atas daya saing itu selayaknya dijadikan cermin diri para pemimpin—itulah potret objektif realitas kondisi kita, ibarat atlet binaraga di cermin, kita belum melihat tonjolan otot-otot daya saing bangsa layak diunjuktandingkan ke tingkat global—bahkan di level ASEAN saja pun peringkatnya di bawah!"
"Namun, perlu disampaikan, selain peringkat daya saing memulai bisnis dari Bank Dunia, juga ada indeks daya saing dari World Economic Forum (WEF) yang menempatkan Indonesia pada peringkat 50 dari 144 negara pada 2012, turun dari peringkat 46 pada 2011." timpal Amir.
"Pada indeks daya saing WEF ini peringkat Indonesia 2012 lebih baik dari Filipina dan Vietnam, yakni Singapura (2), Malaysia (25), Brunei (28), Thailand (38), dan Indonesia (50). Sementara peringkat di bawahnya, Filipina (65), Vietnam (75), dan Kamboja (85)."
"Dari peringkat yang mana pun menunjukkan Indonesia harus bekerja keras memperbaiki peringkatnya sebagai cerminan peningkatan pelayanan publik di negerinya!" tegas Umar.
"Satu hal yang penting dicatat dari kedua versi pemeringkatan itu reformasi birokrasi baru berjalan sebatas retorika! Sementara praktik birokrasinya, secara umum masih buruk karena diselimuti kecenderungan untuk koruptif!" ***
0 komentar:
Posting Komentar