Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Dilema Kelas Menengah Indonesia!

http://lampost.co/berita/dilema-kelas-menengah-indonesia 

"KETUA MPR Sidarto Danusubroto dalam sebuah seminar di Jakarta, Jumat (18-10), menyatakan Indonesia masih sulit membangun demokrasi yang substansial karena kelas menengah belum terbangun!" kutip Umar. 

"Kalau kelas menengah sudah terbangun, tutur Sidarto, aspek ketokohan akan sangat berperan dalam pemilihan pemimpin karena suara masyarakat tidak lagi bisa dibeli!" (Kompas.com, 19-10).

"Dia melihat demokrasi di Indonesia saat ini masih sarat dengan transaksional, khususnya transaksi uang!" timpal Amir. "Demokrasi itu dinilainya menyimpang dari demokrasi yang diwariskan para pendiri bangsa, yakni demokrasi Pancasila, yang berdasarkan musyawarah untuk mufakat!" 

"Hal yang mengejutkan dari pernyataan Sidarto adalah tentang kelas menengah yang belum terbangun!" tukas Umar. "Padahal, dewasa ini sedang terjadi euforia kebangkitan kelas menengah Indonesia! Referensinya, kafe-kafe dan tempat rendezvouz maupun perbelanjaan buat kelas menengah tumbuh menjamur di kota-kota besar, dalam pembelian mobil baru yang memacetkan jalanan di mana-mana Indonesia menempati peringkat dua dunia setelah China, pembangunan hunian modern baik horizontal maupun vertikal meruyak di pinggiran kota! 

Jadi, aneh jika disebutkan kelas menengah belum terbangun!" "Euforia kebangkitan kelas menengah itu secara ekonomi, yang tak kepalang cenderung materialistik dan hedonis!" sambut Amir. "Sedang suatu barisan kelas menengah yang secara sosial-politik sadar untuk membangun demokrasi substansial guna mewujudkan masyarakat sejahtera yang berkeadilan sosial seperti cita-cita para pendiri bangsa memang belum terbangun! Itulah dilemanya, kenapa kelas menengah materialistik dan hedonis yang tumbuh, bukan kelas menengah sadar politik yang berorientasi demokrasi substansial?" 

"Tapi dilema itu justru buah normal dari pohon besar realitas ekonomi global yang dikuasai kapitalis!" tegas Umar. "Dalam sistem di bawah determinasi kapital itu, mereka yang terkait jaringan rentseeking-nya menikmati buahnya dan terkatrol dalam mobilitas sosial—status sosial naik—sesuai sifat pohon induknya: kapitalisme! Jadi, mendamba kelas menengah yang diidealkan Sidarto itu malah seperti berharap semangka berdaun sirih!" ***

0 komentar: