Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Defisit Karakter, Induk Multidefisit!


"DEFISIT karakter telah dipahami sebagai kelemahan pendidikan nasional!" ujar Umar. "Kehadiran kurikulum 2013 dengan penekanan mengatasinya pun disambut antusias para pendidik, terutama yang berorientasi pendidikan masa depan! Pendidikan karakter menjadi kunci untuk keluar dari jebakan multidefisit yang menjerat bangsa dewasa ini!" 

"Defisit karakter pada semua strata sosial bangsa telah menjadi induk multidefisit itu!" timpal Amir. "Multidefisit bermula dari defisit moral mengaktual dalam aneka wajah, seperti defisit neraca berjalan (current account), defisit perdagangan (ekspor/impor), defisit APBN, defisit pangan (impor segala kebutuhan pokok: beras, gula, garam, kedelai, terigu, bawang, daging sapi), defisit energi (nilai impor BBM lebih tinggi dari komoditas lain), juga defisit listrik—giliran padam diatasi dengan giliran nyala!"


"Defisit lain masih banyak!" potong Umar. "Seperti defisit jasa—penghasilan jutaan TKI bisa kalah dari nilai penghasilan usaha ekspatriat memutar modalnya di berbagai sektor modern—hingga setiap akhir tahun kebutuhan dolar meroket!" 

"Kurikulum 2013 jadi andalan mengatasi defisit karakter, induk multidefisit itu!" tegas Amir. "Karakter itu kecerdasan sosial yang menjadi kapasitas seseorang hingga mumpuni untuk menempatkan diri serta menjalankan fungsi dan peran sosialnya secara ideal dalam masyarakat! 

Untuk itu, karakter merupakan aktualisasi paduan simultan dan harmonis kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual—IESQ!" "Metode menanamkan ketiga dimensi itu secara simultan dan harmonis yang perlu dikaji prosesnya dalam dimensi kognitif (pengetahuan), konatif (keterampilan), dan afektif (penyikapan) yang simpulnya diimplementasikan secara saksama agar tujuan pendidikan karakter tercapai!" timpal Umar. 

"Dilihat secara parsial, untuk kecerdasan intelektual tampaknya sudah cukup dari berbagai mata pelajaran yang ada! Jadi tinggal kecerdasan emosional dan spiritual yang perlu penajaman!" "Dalam kurikulum 2013, selain pelajaran yang ada, sekolah dan orang tua murid bisa merumuskan bersama pilihan yang paling sesuai dengan lingkungan sekolah untuk memenuhi kapasitas peserta didik dalam menempuh kehidupan realistis selanjutnya!" tegas Umar. 

"Jadi, ujian pertama kurikulum 2013 terletak pada kesiapan pimpinan sekolah membuka keikutsertaan orang tua murid dalam proses pendidikan—tak lagi cuma ikut serta menanggung dana pembangunan yang disetujui komite sekolah!"

0 komentar: