"WARGA masyarakat pemilih nasional kini jengah (jemu) dan tak lagi percaya pada elite politik lama!" ujar Umar. "Itu kata Burhanudin Muhtadi, direktur eksekutif Indikator Politik, yang baru merilis hasil survei 10—20 Oktober 2013 atas biaya Sinar Harapan!" (Kompas.com, 1/12)
"Kejenuhan pemilih pada elite lama itu tecermin pada warga yang masuk kategori kerah putih—masyarakat kota yang relatif mengakses berita di media secara teratur, berlatar demografi baik, berpendidikan, dan bekerja di sektor yang bertumpu pada pengetahuan dan skill!" timpal Amir.
"Pemilih sekarang, tegas Burhanudin, mendamba presiden yang bisa dipercaya atau jujur dan cenderung tidak memilih elite lama, seperti Megawati, Prabowo, atau Aburizal Bakrie. Lebih menarik, masyarakat yang bosan pada wajah lama umumnya dari usia di bawah 40 tahun, usia mayoritas pemilih!"
"Gejala itu sesuai berbagai studi kelas menengah terpelajar di dunia yang menjadi motor bagi perubahan dan pembaruan politik!" tukas Umar.
"Kelas ini, kata dia, cenderung kritis dan tidak percaya pada elite lama serta menaruh harapan dan kepercayaan ke elite baru!"
"Survei indikator politik juga mengungkap pemilih suka pemimpin yang jujur dan amanah, lebih penting dari sikap tegas maupun pintar!" timpal Amir. "Sebanyak 51% pemilih menunjuk kualitas personal jujur dan amanah, lalu mampu berempati (24%), mampu memimpin (12%), tegas (7%), berwibawa (3%), dan pintar (1%)."
"Lebih menarik jika disandingkan dengan survei Center for Strategic and International Studies (CSIS) 13—20 November, dengan 42,7% massa Partai Demokrat, 22,7 massa Partai Golkar, dan 20,6% massa Partai Gerindra memilih Jokowi sebagai calon presiden 2014!" tegas Umar. "Kata peneliti CSIS Phillips Vermonte, itu memperkuat 63,6% massa PDIP yang mendukung Jokowi sebagai capres!
Hasil survei ini menunjukkan jelas kecenderungan pemilih jemu pada wajah lama sehingga Jokowi yang wajah baru jadi idola!"
"Jika kedua hasil survei dipadukan, faktor jujur, amanah, dan berempati sebagai kualitas unggulan pemilih dikaitkan ke Jokowi, mungkin bisa disebutkan tidak kontradiktif!" timpal Amir.
"Ditambah lagi sebagai wajah baru yang tampil dengan gaya kepemimpinan tidak sama dengan para pemimpin wajah lama, tak mustahil survei menemukan pendukung Jokowi—dari kelas menengah yang dimaksud Burhanudin—dalam partai-partai di luar PDIP! Agar Pilpres 2014 seru, partai-partai lain harus menampilkan calon wajah baru yang jujur, amanah, dan berempati!"
0 komentar:
Posting Komentar