Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Tapering Dimulai Januari 2014!


"THE Fed (Bank Sentral AS) mengumumkan hasil rapatnya Rabu (18/12) akan mulai mengurangi stimulus (tapering) Januari 2014!" ujar Umar. "Pengurangan moderat sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS dari 85 miliar dolar AS per bulan sebelumnya! Langkah itu disambut positif, harga saham Wall Street langsung melejit usai pengumuman The Fed!" (Kompas.com, 19/12) "Sesuatu yang positif di AS justru bisa negatif di Indonesia!" timpal Amir. 

"Baru berupa isu, pengurangan stimulus itu selama ini sudah merontokkan rupiah yang sepanjang 2013 terdepresiasi 25%. Juga IHSG dari 5.000-an ke 4.200! Itu karena hal yang positif di AS menarik pulang dolar yang—selama kondisi dalam negeri AS kurang kondusif—berburu rente di negara berkembang! Ketika bisnis di negeri mereka kembali baik, modal itu pun pulang ke negerinya yang jaminan hukumnya buat berusaha lebih baik!"

"Artinya, selama berburu rente di negeri orang, modal itu diposisikan dalam situasi darurat menunggu perbaikan situasi dan kondisi di negerinya!" tegas Umar. "Dalam posisi itu, modal bekerja secara spekulatif, hit and run! Itu membuat ekonomi negara berkembang tempat modal itu beroperasi jadi rentan—seperti Indonesia!" 

"Tapi spekulasi itu sebenarnya cuma topan dalam gelas, riak kecil, jika dasar perekonomian negara tempat mereka berburu rente cukup kuat!" tukas Amir. "Ukuran fondasi yang kuat bukan cuma cadangan devisa cukup untuk impor empat bulan! Melainkan, seberapa besar pun modal jangka pendek itu ditarik, current account (neraca berjalan) tidak defisit melewati toleransinya, serta devisa hasil ekspor terjaga lebih tinggi dari impor! 

Realitas ekonomi Indonesia, current account delapan triwulan meraih jauh di atas toleransi 2,5% PDB (realisasinya 4,4% PDB), diikuti neraca perdagangan (ekspor/impor) defisit sejak Desember 2012! Spekulasi itu jadi telak akibatnya terhadap rupiah dan IHSG karena menginfeksi ekonomi yang secara inheren rentan!"

 "Di lain sisi, masalah rupiah justru lebih berat di hari-hari tersisa akhir tahun ini karena semua kewajiban bayar utang luar negeri dan bunganya yang jatuh tempo harus selesai di waktu yang singkat itu!" tegas Umar. "Meski intervensi dolar ke pasar berapa pun diperlukan bisa dipenuhi BI, kebutuhan besar yang sekaligus itu akan menekan rupiah lebih jauh dari kurs Rabu yang sempat Rp12.176/dolar AS! Jadi, sebelum menerima pukulan tapering pada Januari 2014, rupiah bisa semaput pada akhir tahun!" ***

0 komentar: