http://lampost.co/berita/publik-kecewa-kinerja-menteri
"DI ambang akhir masa bakti para menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, kinerjanya ternyata kian mengecewakan publik!" ujar Umar. "Toto Suryaningtias dalam uraian hasil jajak pendapat Kompas, mencatat kepuasan responden terhadap kinerja para menteri dimaksud hanya 15,3% pada Oktober 2013, turun dari 20,9% pada jajak pendapat Juli 2013." (Kompas.com, 16/12)
"Dalam jajak pendapat tiga bulanan dari 2010 hingga 2013 itu, setiap tahun terjadi penurunan dari rata-rata 27,2% pada 2010, menjadi rata-rata 20,8% pada 2011 hingga 2013!" timpal Amir. "Keterkaitan sejumlah menteri dengan kasus hukum, terutama kasus korupsi, menjadi alasan meningkatnya ketidakpuasan publik! Sebanyak 83,1% responden menyatakan tidak puas dalam penegakan hukum!"
"Secara umum hasil jajak pendapat itu bukti kejujuran persepsi publik dalam mengekspresikan apa yang memang dan benar-benar dirasakan masyarakat!" tegas Umar. "Salah satu yang dirasakan itu, kontradiksi usaha pemerintah untuk membangun citra dengan realitas dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya yang kedodoran!
Contohnya berbagai iklan televisi yang membangun citra tentang swasembada, seperti swasembada daging sapi, yang dalam realitasnya justru menggenjot impor daging sapi bahkan harganya pun meroket tinggi hingga tak lagi terjangkau mayoritas warga masyarakat—juga makin sesak napas oleh beratnya tekanan ekonomi yang terus memburuk!"
"Lebih mencolok lagi kontroversi citra dan realitas itu dalam hal korupsi!" tukas Amir. "Citra antikorupsi dari partai berkuasa yang telah ditayangkan bertubi-tubi sejak masa kampanye, akhirnya cuma membuahkan realitas menteri dan elite partainya yang paling heboh terkena penindakan korupsi oleh KPK!" "Di tengah persepsi publik yang demikian buruk mencerminkan kekecewaan publik pada kinerja menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, jadi amat menarik kalau di antara para menteri tersebut merasa dirinya layak menjadi presiden, hingga bersolek dan mematut-matut dirinya untuk ikut pemilihan umum presiden Juni 2014!" timpal Umar.
"Tentu hak setiap warga negara untuk mencalonkan diri sebagai apa saja di negara ini, tapi dengan prestasi yang secara keseluruhan dinilai rakyat kurang layak ditonjolkan—menurut hasil jajak pendapat itu, keyakinan dirinya pantas menjadi presiden mungkin hanya cerminan rasa percaya diri berlebihan!"
"Tapi apa rakyat pemilih bisa melihat itu?" tukas Amir. "Karena yakin rakyat tak bisa melihat itu, mereka nyalon presiden!"
0 komentar:
Posting Komentar