Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Ekonomi Global Membaik, Repot!


"DI luar dugaan, pertumbuhan GDP (PDB) AS triwulan III 2013 mencapai 4,1%, dari perkiraan awal 3,6%!" ujar Umar. "Berita baik itu disambut pasar dengan melejitnya indeks Dow Jones yang menembus level intraday tertinggi sepanjang masa pada 16.221,14 di penutupan Jumat! Ekonom menilai pertumbuhan itu tanda-tanda membaiknya ekonomi global, seperti dikatakan Terry Sandven, kepala Strategi Investasi US Bank Wealth Management, dikutip Reuters!" (detikFinance, 21/12)

"Lain lubuk lain ikannya! Otoritas moneter dan keuangan di Indonesia justru repot dengan membaiknya ekonomi global itu!" timpal Amir. "Itu tebersit dari paparan Kepala Ekonomi Bank Mandiri Destry Damayanti (Kompas.com, 21/12), yang memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga acuan 25—50 basis poin triwulan I 2014 hingga menjadi 8% untuk menghadapi tekanan global dan domestik yang berlanjut dari 2013! Ia sebutkan tekanan global itu dari membaiknya ekonomi negara maju yang bisa memicu dana asing pergi dari pasar keuangan Indonesia!"

"Begitulah! Dunia gembira ekonomi global membaik, kita malah kelabakan!" tukas Umar. "Itu karena sektor keuangan kita relatif bergantung pada dana investasi asing jangka pendek, baik lewat pasar modal maupun obligasi (surat berharga negara) yang bebas mereka lepas kapan saja! Pemulihan ekonomi negara maju jadi saat terbaik hengkang dari pasar negara berkembang yang penuh spekulasi!"

"Namun, kenapa bukan sebaliknya, menilai positif pemulihan ekonomi global dan ikut kiprah menikmatinya?" tegas Amir. "Ketika ekonomi global membaik, permintaan terhadap bahan alami yang menjadi unggulan kita jelas kembali meningkat! Artinya, peluang peningkatan ekspor justru terbuka lebih luas! Dari situ lebih rasional dan nyata kita bisa menutupi secara sehat defisit neraca perdagangan dan defisir neraca berjalan—current account!"

"Hal itu otomatis jika ekonomi negeri kita waras!" sambut Umar. "Waras jika sebagai negara kaya migas kita menikmati hasil ekspor migas! Tidak waras, nyatanya justru impor migas kita menjadi penyebab defisit perdagangan dan current account! Repot oleh pulihnya ekonomi global itu karena ketakwarasan menjerat ekonomi kita dengan sistem suku bunga tinggi, sehingga ekspor kalah bersaing global!"

"Kalau begitu, perekonomian negeri kita berbuah simalakama!" entak Amir. "Saat ekonomi global krisis, kita kehabisan permintaan ekspor. Kala ekonomi global pulih, kita kalah bersaing ekspor karena terjebak ekonomi suku bunga tinggi!" *** 

0 komentar: