Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Impor Gula dan Bawang Melejit!

"DI balik hebohnya defisit neraca pembayaran (curent account) dan neraca perdagangan (ekspor/impor), diam-diam impor gula dan bawang (merah dan putih) terus melejit!" ujar Umar. "Impor gula tebu sepanjang Januari—Oktober 2013 tercatat BPS 2,75 juta ton dengan nilai 1,4 miliar dolar AS! Ditambah lagi gula pasir 70.879 ton senilai 41,3 juta dolar AS!" (detikFinance, 3/12) "Selain itu, meskipun masalah impor bawang masih ditangani Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), impor bawang jalan terus!" timpal Amir. 

"Dari Januari—Oktober 2013, total impor bawang merah tercatat sebesar 70.048 ton dengan nilai 36,4 juta dolar AS. Sedangkan bawang putih dalam periode yang sama mencapai 385.092 ton dengan nilai 317,1 juta dolar AS!"

"Mengingat pengalaman Indonesia dalam industri gula sudah sejak zaman penjajah, impor gula hampir 3 juta ton dalam 10 bulan itu menunjukkan pemerintah benar-benar tak punya visi pembangunan pertanian!" tegas Umar. 


"Apalagi kalau lahan bekas HPH yang cocok untuk tanam tebu di luar Jawa dan Sumatera tersedia cukup luas, sesungguhnya masalah untuk swasembada gula bukanlah mustahil!" "Dirangkai dengan program transmigrasi pun penanaman tebunya cukup prospektif bagi peningkatan kesejahteraan keluarga transmigran!" timpal Amir. "Di kawasan PTPN VII Bunga Mayang, Lampung Utara, para petani setempat yang bekerja sama dengan PTPN menanam tebu—tembus ke kawasan Way Kanan—berhasil jadi simpul kemakmuran warga daerah itu!" "Sebaliknya, di daerah pertanian bawang seperti lembah sekitar Gunung Slamet, terutama Brebes, Jawa Tengah, maupun kawasan Danau Toba, pertanian bawang malah cenderung mundur—sering gagal panen!" tegas Umar. "Itu bisa jadi akibat pembangunan pertanian pemerintah cenderung lebih berprioritas pada retorikanya di media massa untuk meningkatkan citra penguasa! Sedangkan realisasinya di lapangan, terbukti terus memburuk! Buktinya, impor untuk aneka komoditas pertanian terus meningkat!" "Berharap pada rezim sekarang yang masa berkuasanya tersisa kurang dari setahun, tentu berlebihan untuk membuat program mengatasi keranjingan impor banyak komoditas pertanian itu jadi swasembada nasional!" tukas Amir. "Sebab, dua periode berkuasa saja nyatanya impor hasil-hasil pertanian yang terus meningkat volume dan aneka jenisnya!" "Memang, lebih tepat partai-partai lain yang adu konsep perbaikan pembangunan sektor pertanian!" timpal Umar. "Partai yang konsepnya terbaik, bisa jadi pilihan!" ***

0 komentar: