"PARTISIPASI rakyat dalam membangun kampungnya di Kabupaten Tulangbawang lumayan!" ujar Umar. "Dalam empat bulan terakhir pelaksanaan GSMK—Gerakan Serentak Membangun Kampung—kerja sama Pemkab dengan Unila, tercatat rakyat bergotong royong sebesar 217.406 hari orang kerja (HOK), atau sepanjang empat bulan itu setiap hari rata-rata 1.800 orang lebih yang bergotong royong!"
"Catatan itu agak mengejutkan karena sebelumnya sebagian warga daerah itu sinis, banyak kampung puluhan tahun tak tersentuh pembangunan!" timpal Amir.
"Partisipasi tinggi dalam gotong royong membangun desa itu mengesampingkan relatif masih rendahnya partisipasi dalam bentuk material, yang masih di kisaran 20% dari dana Rp30 miliar lebih yang dikucurkan Pemkab untuk GSMK di 151 kampung, atau Rp200 juta/kampung pada 2013! Menurut Unila, nilai ideal partisipasi material itu di atas 40%."
"Sebagai langkah pertama, program yang berkelanjutan setiap tahun anggaran, prestasi itu cukup memadai!" tegas Umar. "Terutama di kampung yang puluhan tahun tak tersentuh oleh pembangunan, sambutan rakyat ikut ramai-ramai gotong royong itu merupakan hasil positif untuk ke depan! Dengan pembangunan itu hasil keringat mereka sendiri, rakyat pun akan merasa memiliki hasil pembangunan!
Sehingga mereka jaga dan rawat!"
"Rasa memiliki hasil pembangunan itulah buah terpenting partisipasi!" timpal Amir.
"Hanya dengan rasa memiliki, kelanjutan program membangun infrastruktur desa yang berlanjut setiap tahun hasilnya akan signifikan bagi peningkatan kesejahteraan warga kampung!
Infrastruktur kampung yang selesai dibangun tahun ini, menurut guru besar Unila, Irwan Effendi, selaku pengarah program, 76 jalan onderlaag masing-masing sekitar 1,2 km, 45 jembatan, 45 gorong-gorong, 10 rabat beton, 9 pemadatan jalan, 8 timbunan tanah jalan, 6 drainase, 2 jalan beton, 2 jalan lapen, dan lain-lain!"
"Peningkatan kesejahteraan itu, selain oleh dukungan infrastruktur yang dibangun, kini bahkan dengan peredaran uang Rp30 miliar dana proyek itu di kampung sudah terasa pengaruhnya yang positif!" kata Umar.
"Dana proyek itu mengalir ke kampung untuk pembelian material batu, pasir, semen, dan sejenisnya serta upah pekerjaan teknis di luar gotong royong, menjadi stimulan ekonomi kampung!
Uang tunai yang berputar ke warung-warung kampung bertambah! Apalagi jika pada tahun-tahun berikutnya selain untuk proyek infrastruktur, GSMK juga untuk pemberdayaan ekonomi warga."
0 komentar:
Posting Komentar