"KESENJANGAN pendapatan di Indonesia dalam 10 tahun ini makin lebar signifikan, dari indeks gini 0,340 pada 2003 menjadi 0,413 pada 2013," ujar Umar. "Artinya yang kaya tambah kaya, sedang yang miskin makin melarat, seperti contoh dari guru besar IPB Dwi Andreas Santosa, 2003 ke 2013 sebanyak 5,1 juta rumah tangga petani kehilangan lahan pertanian 1.000 meter persegi yang semula mereka miliki!" (Kompas, 3/4)
"
Orang kaya makin kaya terlihat dari hasil Sensus Pertanian 2013, sejumlah 1,6% dari kelompok pemilik tanah berlahan luas (lebih dari 5 hektare) menguasai separuh lahan yang tercatat secara nasional!" timpal Amir. "Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi rata-rata 6% per tahun itu lebih dinikmati kalangan kelas menengah ke atas hingga jalanan di kota-kota besar macet oleh pesatnya pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor yang menghabiskan subsidi BBM!"
"Di lain sisi, industri manufaktur yang padat karya macet—bahkan terjadi proses deindustrialisasi! Itu diiringi lemahnya pembangunan pertanian hingga 39 jenis komoditas pangan dicukupi dari impor! Akibatnya jumlah warga yang hidup di bawah garis kemiskinan pada 2013 naik, dari 28,07 juta jiwa pada Maret, menjadi 28,55 juta jiwa pada September!" tegas Umar.
"Garis kemiskinan yang diterapkan juga jauh di bawah garis kemiskinan fatal Bank Dunia pada pendapatan 1,5 dolar AS/jiwa/hari, yakni konsumsi Rp292.951/jiwa/bulan yang dengan kurs Rp12 ribu/dolar saat itu berarti hanya 82 sen dolar AS per hari!"
"Secara praktis berarti yang kian menguat dalam realitas kehidupan bangsa justru ketimpangan dan ketidakadilan sosial, bertentangan dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!" timpal Amir.
"Untuk mengembalikan perjalanan bangsa ke arah yang benar menurut cita-cita kemerdekaan, Pemilu 2014 harus bisa menghasilkan pemerintahan baru yang benar-benar prorakyat miskin dengan kebijakan yang menguntungkan kaum miskin—bukan kebijakan yang menghabisi pemilikan tanah jutaan keluarga miskin hingga malah menambah jumlah orang miskin!
Artinya, prorakyat bukan hanya dalam pencitraan dan retorika belaka seperti selama ini!" "Pemerintahan yang mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi berkualitas untuk mengentas 7,39 juta orang penganggur terbuka!" tegas Umar. "Membangun dengan benar industri manufaktur padat karya dan pertanian pangan—dua sektor yang morat-marit dekade terakhir!"
0 komentar:
Posting Komentar